Lima Hal Terindah yang Ada dalam FLP
By ana_susan, posted March 31, 2019,
10:11 PM
Foto Bersama Anggota FLP Bogor Angkatan 10
Aku
pasti membelinya lagi dengan sisa uang saku yang diberikan mama padaku pada
terbitan berikutnya. Pasti seru ceritanya!
***
Itulah
sekilas dialog dengan diriku sendiri sekitar lima belas tahun yang lalu,
tepatnya saat aku masih di bangku kuliah. Aku jatuh cinta dengan cerita
bersambung dari majalah Annida yang berjudul “Ketika Mas Gagah Pergi”. Cerita
ini membuatku meneteskan air mata untuk pertama kalinya. Betapa tidak,
seumur-umur belum pernah baca majalah yang bisa membuatku menangis plus
penasaran.
Aku
adalah tipe pembaca pemilih. Tidak semua buku atau majalah aku sukai. Pasti
yang kulihat adalah judul, daftar isi dan cerita sekilas di dalamnya. Jika
menurutku menarik, pasti aku akan membelinya meskipun mahal.
Pada
majalah Annida, yang lebih dikenal dengan majalah islami, berisi tetang seputar
masalah remaja dan cerita-ceritanya. Salah satu penulis yang sering kutunggu
karyanya adalah Helvi Tiana Rossa.
Aku
tidak begitu mengenal dengan sosok penulis Helvi Tiana Rossa. Ntah mengapa,
untuk penulis yang satu ini selalu memberi semangat ibadahku, saat itu. Karya-karyanya
telah memenuhi rak bukuku di rumah, sehingga aku bisa menjadikan majalah yang
ada karyanya menjadi bundelan. Namun sayangnya bundelan majalah tersebut hilang
karena tsunami ☹.
***
“Kak, aku mau dong bisa nulis kayak
kakak. Ajarin dong kak”.
“O, boleh banget, Dek! Ikut Forum
Lingkar Pena saja!” saran Si Kakak sambil ngiklan.
“Di Aceh?” kataku kaget.
“Jangan! di Bogor saja. FLP itu ada
di mana-mana kok Dek”.
Atas
rekomendasi dari sang kakak kelas, aku pun mengikuti kelas menulis. Rasanya
hampir tidak percaya. Kok ada ya belajar menulis. Bukankah sejak kecil kita
sudah bisa menulis? Bukan, bukan itu kawan. Ilmu menulis yang aku dapatkan di
FLP bukan sembarang menulis. Bukan pula sembarang materi yang diajarkan oleh
kakak-kakak mentornya. Banyak hal terindah yang aku dapatkan dalam FLP ini,
lima diantaranya adalah:
1.
Rasa Penasaranku Terjawab
Kalian
pasti tahu bagaimana penasaran pada sesuatu hal. Aku sendiri sangat penasaran
sama FLP dan hal apa saja yang dikerjakan di dalamnya. Ternyata, taraaa….di
sana diajarkan bagaimana menulis reportase, review buku, membuat cerita fiksi
dan non fiksi dan masih banyak lagi. Semua itu adalah hal yang paling dasar
dalam tulis menulis.
FLP Sumber Inspirasi Setiap Kegiatan
Psttt,
ada yang paling aku sukai dari yang diajarkan. Yaitu ngeblog. Bagiku, ngeblog
ini seru, soalnya kita bebas menuangkan cerita apa saja di dalamnya.
2.
Inspirasiku
Melalui
FLP, bermuncullah banyak inspirasi bagiku. Aku ingin semua bisa. Dengan ilmu
yang telah kudapatkan, aku ingin mempraktekkannya semua. Maka, mulailah kuikuti
lomba-lomba cerpen, lomba blog, lomba dongeng dan mengikuti beberapa challenge. Alhamdulillah dari beberapa
lomba cerpen dan dongeng yang telah kuikuti ada beberapa yang menang, sehingga
menghasilkan buku antologi cerpen dan dongeng. Meskipun aku bukan juara
pertama, aku senang bisa menjadi salah satu nama yang ada di dalamnya.
3.
Konsisten
dalam menulis
Kalian
tahu, ternyata dengan aku mengikuti lomba, challenge menulis dalam sebulan
ternyata memotivasi diriku untuk tetap konsisten dalam menulis. Sejatinya
seorang penulis itu membaca, membaca, membaca, lalu menulis dan teruslah
menulis.
Sertifikat Challange 30 Hari Menulis dari Blogger Perempuan
4.
Memperluas
jaringan menulis
Kekonsistenan
dalam menulis berlanjut terus untuk memperluas jaringan menulis. Aku terus
mencari layaknya pemburu yang mencari mangsa. Mulai dari facebook dengan
Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN), sampai Instagram dengan Blogger Perempuannya, Joeragan
Artikel (JA) dan Kumpulan Emak Blogger (KEB). Semua itu tidak membuat
semangatku menurun, justru di sanalah kutemukan energi yang sama sepertiku. Yaitu
sama-sama berjuang melalui tulisan.
5.
Bersinergi
dengan pemerintah
Adanya
hubungan sinergi antara FLP dengan pemerintah, memudahkan masyarakat untuk
lebih dekat dengan literasi (selaras dengan milad FLP yang ke-22 baru-baru
ini). Di zaman millennial yang lebih mengutakan gawai memungkinkan para
generasi terbuai dengannya, sehingga budaya untuk membaca dan menulis pasti terlupakan.
Namun yang aku sukai, FLP justru telah bersinergi dengan pemerintah, bahkan
menjadikan dirinya sebagai bioindikator sehingga FLP lebih produktif dalam
karya tulisan. Untuk info lengkapnya bisa dilihat melalui http://flp.or.id.
FLP Selalu Bersinergi dengan Pemerintah dalam Literasi
Itulah
lima hal terindah diriku bersama FLP. Aku berharap, ke depan akan muncul generasi-generasi
yang cinta membaca dan menulis. Tidak terbuai dengan tekhnologi yang ada. Kalau
pun dia ingin mengikuti tekhnologi tidaklah mengapa, tapi setidaknya tekhnologi
mempermudah dirinya untuk terus menebar kebaikan melalui tulisan.
“Dengan membaca, manusia akan mengelilingi
dunia, sedangkan dengan menulis manusia akan dikenal oleh dunia”.
“Tulisan
ini dibuat dalam rangka mengikuti lomba blog dari Blogger FLP pada rangkaian
Milad FLP 22 Th”
Kecintaan saya akan dunia tulis menulis salah satunya berkat jasa FLP.
ReplyDeleteSaya memang tak bersentuhan langsung, tapi buku-buku karya mbak Helvy Tiana Rosa, Asma Nadia, dkk cukup membekas dan memotivasi.
Tak terasa yah sudah 22 tahun, semoga terus menebar manfaat di dunia literasi.
Aaamiinn. Selamat juga mas menang dalam kompetisi blog asus. Tulisannya menginspirasi
Delete