Berbagilah
Untuk Sebuah Kebahagiaan
Posted
by ana_susan, April 20, 2019 I Blog
Competition
“Umi, punya uang tidak?” kata
anakku saat di Mesjid.
“Untuk apa, Nak?”
“Buat dimasukkan ke dalam
tabungan amal itu,” jawabnya sambil menunjukkan sebuah kotak amal di salah satu
sudut Mesjid.
Aku pun menyodorkan selembar uang ungu yang kuberikan
padanya. Dengan wajah tersenyum dan hati berbunga-bunga, dia pun bergegas
menuju ke tempat tersebut.
Itu adalah dialog yang sering terjadi antara aku dan
dia si pemurah hati. Kelakuan dan sikapnya seolah menegur diriku yang lalai dalam
berbagi.
Banyak hal yang kulalui bersamanya hingga membuat kejadian tujuh tahun
yang lalu masih berbekas. Fenomena yang mungkin bagi orang awam tidak masuk
akal. Bahkan bisa saja nyawanya akan terenggut detik itu juga. Namun, semua
tidak akan terjadi jika Allah telah menakdirkan dirinya untuk bersama kami
hingga saat ini.
Flashback,
Seven Years Ago With My Baby Girl
Saat itu, usianya baru dua hari. parasnya yang lembut
dengan kulitnya yang putih mencirikan bahwa dia akan menjadi wanita yang sangat
cantik. Kuperhatikan dia lamat-lamat hingga membuat rasa sayangku terhadap
kakak-kakaknya telah terbagi. Namun, kedua kakaknya amat mengerti dengan
kehadiran baby girl ini.
Cara menyusuinya pun berbeda dengan kakak-kakanya. Ku pikir
mungkin karena dia adalah seorang baby
girl. Dia lebih banyak tidur dibanding menyusui. Bisa dikatakan dalam
hitungan beberapa menit telah selesai dan dilanjutkan tidur lagi. Awalnya aku
senang, karena mengingat kondisi tubuhku yang belum fit. Jadi lebih banyak
waktu untuk merehatkan tubuhku yang lelah karena melahirkan.
Kata orang, hati kecil itu tidak pernah bohong dan itu
terjadi padaku. Saat malam aku sering terkejut untuk melihatnya, namun dia
masih terlelap. Jeda waktunya menagih ASI adalah pada 4-5 jam sekali. Aku pun
mulai khawatir, selain gerakannya yang lambat, ditambah badannya yang mulai
kurus.
Setelah tujuh hari, aku membawanya ke bidan tempat dia
dilahirkan. Sebelum pergi, kata suamiku disusukan saja dahulu agar dijalan dia
tidak memintanya. Suamiku khawatir karena kami menggunakan motor menuju ke
sana. Pastinya debu berterbangan kemana-mana.
Waktu itu, kekhawatiranku terus menjadi-jadi. Mungkin
inilah naluri seorang ibu. Tapi dengan kalimat lembut, suamiku berkata tenang,
semua akan baik-baik saja.
Sampai di bidan, sebuah kalimat yang sangat
menyedihkan bagi kami, harus kami terima dengan lapang dada. Kata mereka, anak
kami kuning karena tidak banyak minum ASI dan tidak dijemur. Bobot badannya
juga berkurang. Jika dia tetap tidak mau menyusui, maka terpaksa harus dirawat.
Bagai disambar petir, aku menahan tangisan yang
tertahan di ruang bidan. Ingin rasanya membantah apa yang telah dikatakan
olehnya. Semua yang dikatakan oleh mereka tidak benar. Kami telah melakukan hal
yang sama yang pernah kami lakukan pada anak-anak kami sebelumnya. Yaitu berusaha
memberikan Asi dan menjemurnya agar tetap sehat. Namun, hari itu Allah menguji
kami dengan kehadirannya.
Sepanjang perjalanan pulang, aku menangis
sejadi-jadinya sambil memandang wajahnya yang tenang tanpa bergeming
sedikitpun. Sesekali kurasakan detak jantungnya untuk memastikan dia baik-baik
saja. Kata suamiku, “kita singgah di masjid ya sebentar.” Sebuah masjid yang
sering kukunjungi saat aku kuliah dulu. Masjid itu menjadi saksi atas kesedihan
kami berdua.
Suamiku pun sholat Sunnah Tahiyatul Masjid disertai
dengan Sunnah Dhuha. Aku berada di bagian akhwat. Hanya ada kami bertiga saat
itu. Aku pun mulai berdialog denganya meskipun dia tidk bisa menjawab. Tapi
kuyakin dia mendengar perkataanku saat itu.
“Wahai
putriku, engkau adalah belahan jiwa kami yang ketiga. Entah apa yang akan
terjadi pada kami jika engkau pergi. Maafkan kami jika kami lalai terhadapmu. Seketika
itu ada sebuah bisikan yang menggerakanku bahwa bersedekahlah kamu demi
kesembuhan putrimu.”
Aku pun mengambil uang untuk kumasukkan dalam celengan
masjid. Uang itu adalah pemberian dari suami yang harus kugunakan untuk belanja
seminggu kedepan. Tanpa sepengetahuan darinya, kuniatkan semua demi kesembuhan
dirinya, serta pasrah atas semua ketetapan dari Nya.
Setelah kumasukkan uang itu, aku pun melanjutkkan
berbicara pada my baby girl. Kalian tau apa yang terjadi?
Dia segera merespon arah bicaraku. Dia telah mendengar
tangisan umi dan abinya. Kepalanya perlahan bergerak ke kiri dan ke kanan
dengan lemah seolah mencari sesuatu yang hilang selama ini. Aku pun memahami hal
tersebut. Dengan ke Maha Besaran Nya,
dengan ke Maha Lembutan Nya dan dengan kekuasaan Nya, baby girl itu pun mau
menyusui kembali. Perlahan tapi pasti. Hik hik hik.”
Aku pun sujud syukur pada Nya. Disitulah aku tau bahwa
berbagi meskipun sedikit tapi dengan niat yang ikhlas pasti akan membuahkan
kebahagian. Berbeda halnya jika kita berbagi tapi masih tersirat keengganan
untuk mengeluarkannya.
Seven
Years Later With My Girl
Tujuh tahun kemudian, kejadian terulang kembali. Namun
dengan versi yang sangat berbeda. Dia yang dulu tidak bisa bicara, sekarang
berkata dengan nada lembut mengingatkanku untuk memberi. Mungkin bisa diartikan
saat tujuh tahun yang lalu dia ingin mengatakan itu kepada kami orang tuannya
agar berbagilah dengan harta kalian. Karena hakekatnya harta itu tidak akan
habis, melainkan menjadi tabungan amal soleh di akhirat kelak.
Kalau saja dia bisa berkata lebih awal saat tujuh
tahun yang lalu, mungkin kami bisa merasakan teguran itu lebih cepat. Namun
semua belum terlambat, kelahirannya telah menohok hati kami untuk terus
mengingat keadaan orang lain, meskipun kami tidak berkecukupan. Mungkin bagi
orang yang memiliki harta yang melimpah dengan menyisihkan uangnya sedikit
tidaklah sulit. Berbeda dengan orang yang memiliki harta yang cukup tapi berani
mengeluarkan dengan banyak.
Semua pasti ada nilainya di sisi sang maha Pencipta.
Allah yang berhak membalas semua kebaikan kita.
Hakekat
Berbagi
Hakekatnya, harta kita hanyalah titipan Allah. Mungkin
kalimat ini sering kita dengar dan sering kita katakan. Besar kecilnya harta
yang telah kita keluarkan semua adalah titipan Allah. Jika melihat kisah Abu
Dahdaa (salah seorang sahabat Rasulullah SAW) di zamannya, pasti kita akan
cemburu dengan kemurahan hatinya.
Suatu hari Abu Dahdaa mengatakan : “Wahai Rasulullah,
apakah Allah menginginkan pinjaman dari kami?” Rasulullah menjawab, “Benar,
wahai Abu Dahda.” Kemudian Abu Dahda pun
berkata, “Wahai Rasulullah, tunjukkan tanganmu. Aku telah memberi pinjaman pada
Rabbku kebunku ini. Kebun tersebut memiliki 600 pohon kurma.”
Saat istri dan anak-anaknya berada di kebun
kurma tersebut, Abu Dahdaa menegurnya dan berkata agar istrinya segera keluar
dari kebun sambil berkata bahwa kebun itu telah dipinjamkan oleh Rabbnya.
Rasulullah kagum dengan Abu Dahdaa. Kata
beliau begitu banyak tandan anggur dan harum-haruman untuk Abu Dahdaa di surga.
Masih banyak Abu Dahdaa-abu Dahda yang lain
yang tidak bisa kita sebutkan satu persatu. Semua dari mereka melakukan hal
yang sama. Mereka tidak pernah lupa dengan Sang Pemberi nikmat.
Manfaat
Berbagi Bagi Manusia
Melihat Abu Dahdaa yang begitu dermawan dengan
harta yang telah dititipkan olehnya, membuat kita cemburu, karena apa yang
telah kita berikan belumlah bernilai apa-apa. Untuk itu Allah sering
mengingatkan kita dalam kalamnya bahwa bersedekahlah, maka engkau akan
mendapatkan balasannya.
Apa saja sih manfaat bersedekah atau berbagi
bagi manusia?
Dengan melihat banyaknya manfaat dari berbagi,
memaksa mata kita lebih jeli dan hati kita harus terketuk untuk terus berbagi
terhadap sesama. Tentunya kepada orang-orang yang berhak menerimanya.
Salah satu wadah untuk menampung sebagian dari
harta yang kita miliki dapat disalurkan atau didonasikannya ke Dompet Dhuafa.
Mengapa
Donasi ke Dompet Dhuafa?
Mengapa harus ke dompet dhuafa? Karena dompet
dhuafa adalah Lembaga Filantropi Islam bersumber dari dana Zakat, Infak,
Sedekah dan Wakaf (ZISWAF) dan dana halalan lainnya yang berkhidmat dalam
pemberdayaan para kaum dhuafa dengan pendekatan budaya melalui filantropis (humanitarian)
dan wirausaha sosial profetik.
Muculnya dompet dhuafa dilandasi dari empati
para jurnalis yang banyak berinteraksi dengan masyarakat miskin plus sering
bertemu dengan orang kaya. Maka digagaskanlah kebersamaan antara siapa saja
yang peduli dengan nasib kaum dhuafa.
Sejalan dengan itu, dompet dhuafa juga
menyediakan beberapa program pengembangan masyarakat. Beberapa diantaranya
adalah program layanan kesehatan cuma-cuma,
biaya sekolah yang gratis, pengembangan di bidang ekonomi dan sosial dan pembelaan
dalam bentuk advokasi kebijakan publik, mobilisasi, pemberian bantuan hukum.
Proses pelayanan dan pemberdayaan ini akan
kandas jika kaum dhuafa tidak dibela dan dipertahankan haknya sebagai warna
negara.
Untuk layanan donatur, dapat dilakukan secara
online. Caranya dengan mengisi data lengkap, lalu melakukan donasi melalui melalui Dompet Dhuafa.
Jika kita butuh informasi yang lengkap dan
akurat, kita bisa menghubungi langsung melalui alamat di bawah ini.
Jangan khawatir, uang kita akan jatuh pada
orang yang tepat. Karena dompet dhuafa telah menjamin hal itu dengan pasti. Hal
ini dibuktikan dari mereka yang juga menyediakan wadah volunteer yang bisa dilihat oleh masyarakat, bahwa mereka ada dan
jelas terlihat kontribusinya bagi kemanusiaan dan masyarakat.
Jadi tunggu apa lagi, sisihkan uang kita
selagi nyawa masih berada di badan, dan sebelum saatnya tiba harta kita akan ada
pertanggungjawabannya kelak di akhirat. Satukan misi kita dengan salah satu
misi dompet dhuafa yaitu
“Menjadi gerakan
masyarakat yang mentransformasikan nilai-nilai kebaikan”
Masih
banyak misi lainnya yang bisa menjadikan kita seperti Abu Dahdaa atau bercermin
pada anak kecil yang jiwanya masih sangat bersih. Sejatinya kita hidup di dunia
adalah sementara, kehidupan akhiratlah merupakan kehidupan abadi. Di sanalah
tertoreh segala kebaikan-kebaikan kita selama di dunia.
Tetaplah
selalu berbagi, karena berbagi akan membuat kita selalu bahagia. Semoga Allah
selalu menggerakkan jiwa-jiwa kita selalu berada dalam kebaikan. Aamiin.
“Tulisan
ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Jangan Takut Berbagi yang diselenggarakan
oleh Dompet Dhuafa”
#JanganTakutBerbagi
#SayaBerbagiSayaBahagia
No comments
Terima kasih atas kunjungannya. Silahkan tinggalkan pesan atau saran seputar tema pembahasan :).