Berwisata Alam Pantai
yang Eco Friendly dalam Menjaga
Keanekaragaman Flora dan Fauna
Posted by ana susan 8 Agustus 2021
Gambar pantai Pasir Putih Krueng Raya, Aceh (Sumber : pribadi)
“Jangan
ambil apa pun selain foto.
Jangan
tinggalkan apa pun selain jejak kaki”
Itulah pepatah lawas yang harus ditanamkan bagi para
wisatawan atau pengunjung yang menikmati keindahan alam mana pun. Saat melihat gambar
pantai di atas. Aku terkenang dengan suara demburan ombak yang saling
bersahutan. Burung-burung yang terbang di atas, mencari sesuap energi bagi
perutnya. Para nelayan dengan gegap gempita menarik perahu-perahu mereka untuk
berlayar ke tengah lautan. Sama seperti pejuang nafkah lainnya, mereka hanyut
dalam penguasaan rezeki yang ada di dalam genggaman Nya.
Di pesisir pantainya masih ditumbuhi oleh hutan bakau. Yah,
tempat itu sebagai tempat yang menenangkan bagi bayi-bayi kecil ikan. Mereka
akan aman dengan melindungi diri dalam akar-akar bakau yang sangat kuat.
Tanaman bakau inilah sisa-sisa yang masih bertahan saat tsunami meluluh
lantakkan sebagian daerah Aceh pada akhir tahun 2004.
Daerah daratan yang tergerus tsunami masih menyisakan luka
bagi rakyat Aceh dan luka bagiku pribadi. Namun luka itu tidak menghambat
semangatku untuk bangkit. Semua hanyalah fenomena alam yang telah digariskan
oleh sang Maha Pencipta. Yang menjadi perhatianku saat ini adalah lingkungan
pantai yang dulunya bersih, sekarang berubah menjadi pemandangan yang diselingi
oleh sampah-sampah plastik. Sampah tersebut berupa sedotan, tempat minum plastik
bahkan kantung plastik atau kresek itu sendiri.
Zamrud
Khatulistiwa Adalah Indonesia
Wilayah Indonesia dikenal sebagai Zamrud Khatulistiwa.
Artinya wilayah yang tersusun atas gugusan pulau-pulau yang secara geografi
terletak di garis khatulistiwa. Jika dilihat dari angkasa seolah-olah seperti
batu zamrud. Dengan sebutan inilah, maka Indonesia memiliki keanekaragam alam
bawah laut hingga pegunungan dari Sabang sampai Merauke.
Keanekaragaman ini
dilirik oleh banyak wisatawan mancanegara. Mereka terpinang pada Indonesia
untuk menjadikan pilihan liburannya sebagai destinasi utama. Data Kementerian
Pariwisata Indonesia menunjukkan bahwa, terjadi kenaikan kunjungan wisatawan
4,86% pada bulan Oktober 2019 dibandingkan tahun 2018 (Sumber data :
dlhk.jogjaprov.go.id).
Berikut adalah beberapa gambar wisata alam pantai yang
sering dikunjungi dan merupakan tempat yang sangat indah serta menarik.
Belum
lagi sampah yang diakibatkan oleh perusahaan maupun industri. Wah, pasti kita
capek menelusuri dari mana sampah itu berasal, mengalir dan ke mana dia akan
bermuara. Kita juga akan terkejut menyaksikan begitu banyaknya biota laut yang
mati akibat dari sampah yang mengendap di dasar lautan. Seperti yang
ditampilkan pada gambar di bawah ini.
Penggunaan Plastik di Indonesia
Hampir semua transaksi
jual beli selalu melibatkan kantong plastik. Mulai dari berbelanja sayur,
membeli makanan atau barang baik secara online
maupun offline. Bahkan para penjual
dan pembeli masih merasa tidak sopan jika tidak diwadahi dengan kantong
plastik.
Jika dilihat dari
penggunaan kantong plastik sekarang sangat memprihatinkan. Setiap orang bisa
menggunakan kantong plastik sampai dengan 10 kantong per hari. Berdasarkan
riset Greeneration pada tahun 2009, satu orang di Indonesia rata-rata memakai
700 kantong plastik per tahun. Bila diakumulasikan ada lebih dari 100 miliar
kantong plastik—yang pembuatannya menghabiskan 12 juta barrel minyak
bumi—digunakan masyarakat Indonesia per tahun (Sumber data : sains.kompas.com).
Matikan Faktor Utamanya
Selama ini kita hanya berfokus pada plastik yang dibuang ke lingkungan. Padahal sebenarnya plastik itu sendiri memiliki siklus hidup seperti kita. Manusia akan lahir dari pertemuan antara sel sperma dan sel ovum hingga terbentuklah kita dengan takdir Nya. Demikian juga plastik. Dia akan muncul saat ada yang menciptakan.
Penggunaan bahan yang
tidak bisa terurai ini awalnya diatasi dengan membuang, mendaur ulang dan
membakarnya. Namun pada kenyataannya hanya 14 % kemasan plastik yang didaur
ulang dan 2 % didaur ulang secara efektif. Sisanya diolah menjadi sesuatu yang
buruk. Mirisnya sampah plastik hanya bisa didaur ulang sekali saja. Jadi
intinya kita tidak bisa hanya mendaur ulang, membakar atau menguburkannya. Tapi
mematikan mesin pembuatan plastik itu merupakan solusi terbaik (Sumber data :
film The Story of The Spoon).
Mungkin teman-teman pernah menonton film The Story of The Spoon. Film yang
berdurasi satu menit lima puluh lima detik ini sangat powerful. Dalam film ini diceritakan bagaimana perjalanan sebuah
sendok plastik yang hadir di tangan kita.
Saat aku menonton film ini tanpa sadar mataku
berkaca-kaca. Bagaimana tidak, di sana digambarkan tentang kehidupan bumi yang
musnah akibat tabrakan meteor atau selanjutnya menjadi fosil, tertimbun dalam
lapisan bumi jauh bermil-mil dalamnya.
Lalu manusia melakukan riset dan mengeksplorasi sebuah material hitam secara besar-besaran.
Material hitam yang dirasakan lebih berharga
dibanding keluarga, dibor oleh mereka melalui kilang-kilang untuk dikirimkan
dengan menggunakan kapal. Selanjutnya akan diproses lebih lanjut pada pabrik-pabrik
menjadi polimer dengan proses yang sangat panjang. Polimer ini selanjutnya
dicetak dengan berbagai bentuk yang siap dikirimkan ke supermarket, toko,
pasar, truk hingga sampai ke tangan kita berupa sendok salah satunya.
Perjalan sendok itu tidak berhenti sampai
disitu. Dia akan terus berjalan. Hanya hitungan 10 menit sendok itu pun mendarat
di tempat sampah. Dari tempat sampah yang tidak mengalami pengolahan yang baik
maka akan berdampak terhadap lingkungan darat dan air.
Mirisnya Pantai di Indonesia
Dalam video yang diunggah oleh akun youtube cheeseandjamsandwich menunjukkan betapa parahnya sampah di perairan Bali. Tepatnya di Manta Point, Pulau Nusa Penida Kabupaten Klukung. Rich Horner mengunggahnya pertama kali pada hari sabtu tanggal 3 Maret 2018.
Penyelam asal Inggris ini
mengatakan bahwa dia tidak pernah melihat sampah plastik di laut sebanyak itu.
Ia memaklumi tidak banyak lagi Pari Manta yang ada di sana. Padahal seharusnya
di sanalah tempat favorit penyelam untuk berinteraksi lebih dekat bersama Pari
Manta. Jika teman-teman sering melihat foto atau tayangan para Pari Manta
berputar mengelilingi penyelam seperti pusaran, di sinilah tempatnya. Tayangan
ini telah ditonton sebanyak 1.351.435 kali per tanggal 5 Agustus 2021.
Sumber : https://youtu.be/AWgfOND2y68
Dimanakah
Wisata Pantai yang Eco Friendly itu?
Pantai adalah tempat wisata yang sering kita jumpai di
Indonesia. Sampah yang tidak dikelola dengan baik akan mempengaruhi kebersihan
dan kenyamanan daerah wisata. Alih-alih ingin eco friendly atau ramah lingkungan. Eh malah menjadi tidak ramah
karena pemandangan yang menyakitkan.
Panorama yang tidak lagi indah itu akan tergantikan
manakala kita awali dengan gaya hidup wisata ramah lingkungan atau wisata
hijau. Apa itu wisata hijau? Yaitu menikmati keindahan alam dengan tidak merusak alam
itu sendiri.
Hampir satu triliun orang berwisata lintas – negara tiap
tahun dan hampir semua daerah wisata yang mengalami kerusakan lingkungan.
Mengapa Harus Berwisata Alam Pantai yang Eco Friendly?
Kita mengenal wisatawan
dengan banyak tipe. Ada yang suka melihat gedung-gedung tinggi dan kuno.
Wisatawan ini disebut dengan wisatawan metropolitan atau menikmati gaya
metropolitan. Ada pula yang suka berwisata hutan dan pantai. Dengan kata lain
wisata alam. Kata orang wisata alam ini lebih banyak manfaatnya dibandingkan
wisata metropolitan. Apa sajakah manfaat dari wisata alam itu, khususnya wisata
alam pantai?
1. Menikmati sinar matahari dengan pemandangan indah
Saat kita berjemur menikmati matahari, ada bonus yang di dapatkan. Yakni
selain vitamin E untuk kulit, juga pemandangan yang indah. Jadi kita akan terus
betah dengan teriknya matahari.
2. Menenangkan pikiran
Pernah nggak teman-teman duduk dipinggir pantai, diam sejenak melihat
pemandangan laut hingga ke ujung airnya
yang semakin berwarna biru gelap? Apa yang teman-teman rasakan? Yah, ketenangan.
Rasa itu tidak kita dapatkan saat kita sedang menunggu bus di halte saat
berangkat kerja.
3. Menaikkan mood
Dengan pemandangan indah dan pikiran tenang itu, secara tidak langsung
mood kita akan meningkat. Kita akan lebih bahagia, santai dan lebih rileks.
Nggak ada kan orang baru pulang dari pantai terus marah-marah? He he.
4. Meningkatkan konsentrasi
Saat perhatian kita fokus pada satu titik, artinya kita telah berhasil
melatih kekuatan konsentrasi kita pada titik tersebut. Nah, berwisata alam
pantai pun mampu meningkatkan konsentrasi kita dari rutinitas kerja yang
terlalu menumpuk.
5. Bebas dari polusi
Kebayang kan saat kita naik kendaraan di kota? Dengan hiruk pikuk lalu
lintas yang padat, suara klakson di mana-mana, asap dari kendaraan dan minimnya
pepohonan di jalan. Pengap terasa di dada pasti. Namun, berbeda halnya saat
kita sedang berwisata alam pantai. Udara yang bersih untuk pernafasan,
pemandangan yang indah plus pohon-pohon kelapa
dan pohon sekitar pantai yang hijau.
6. Membuka pikiran dan memunculkan ide baru
Banyaknya kerjaan atau tugas yang harus kita selesaikan, kadang membuat
kita kehilangan ide baru. Bukan tidak mungkin hal ini akan menghambat karier
kita ke depan. Namun, saat kita rehat sejenak menikmati alam pantai maka
pikiran yang tidak terbebani itu, akan memunculkan ide baru sehingga
kreativitas kita pun meningkat.
Keanekaragaman
Pantai di Indonesia
Pantai atau tepi laut merupakan penghubung antara daratan
dan lautan. Nama lain dari pesisir ini memiliki topografi yang berbeda-beda di
setiap destinasi daerah. Tidak ada yang bisa memungkiri ciptaan Allah SWT yang
maha menakjubkan ini. Apalagi negara kita dikenal juga dengan negara maritim.
Yang artinya sebagian besar wilayahnya dikuasai oleh laut.
Ditambah lagi dengan keanekaragaman hayatinya. Dasar laut
yang sangat kompleks, topografi yang berbeda-beda. Seperti adanya paparan
dangkal, terumbu karang, lereng curam dan landai, gunung api bawah laut, palung
laut dan basin yang terkurung.
Keanekaragaman ini menjadikan lautan Indonesia sebagai ‘Marine Mega-Biodiversity’ terbesar di dunia. Karena memiliki 8500
spesies ikan, 555 spesies rumput laut, dan 950 jenis biota terumbu karang
seperti yang disampaikan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, Sharif C.
Sutardjo pada seminar Pembangunan yang berkelanjutan di Universitas Diponegoro
Semarang pada tanggal 27 Agustus 2013. (Sumber : dlhk.jogjaprov.go.id).
Bagaimanakah keadaan keanekaragaman itu sekarang? Apakah
terus bertambah? Atau malah semakin berkurang? Jika melihat kondisi sampah yang
ada di beberapa daerah pesisir, adalah memungkinkan terjadinya kemerosotan
hayati laut. Sampah yang berasal dari aliran sungai, penduduk dan wisatawan
menjadikan kekurangan itu terjadi. Padahal banyak hal yang bisa dilakukan oleh
manusia untuk menjaga kelestarian tersebut.
Dampak
Sampah bagi Flora dan Fauna Laut
“Nggak usah pakai kresek mas, saya bawa kok dari rumah!.
Tidak apa neng”, lalu sang penjual gorengan mengeluarkan kresek kecil sebagai
pembungkus gorengan yang aku beli.
Sebuah petikan kalimat di atas aku rasa teman-teman juga
pernah mengalaminya. Kantong kresek atau plastik masih dirasa tidak memiliki
nilai, sehingga dengan mudah dipakai dalam waktu singkat, lalu dibuang begitu
saja. Bahkan dampak pembuangannya pun sungguh tidak terasa. Hampir semua
transaksi dilakukan dengan melibatkan kantong kresek.
Jika pergi ke rumah makan atau restoran, kita juga masih
mendapatkan pemandangan yang menggunakan sedotan untuk minum juz buah atau
jenis minuman lainnya. Hanya beberapa tempat yang telah melakukan sedotan non
plastik. Atau saat menikmati kopi panas yang menggunakan paper cup. Belum lagi
jika berjalan-jalan di pinggir pantai, sisa minuman gelas plastik plus sedotan
juga raib bersama air laut. Jika membawa anak-anak pasti bertambah sampah nya.
Yah, sampah dari kemasan multi layer
plastic yang berasal dari snack yang mereka makan.
Atau, kita mungkin pernah membeli nasi bungkus yang
menggunakan kertas pembungkus nasi. Dimana pembungkus ini menggunakan dua
lapisan. Lapisan kertas buram dan lapisan plastik. Belum lagi minyak jelantah
yang kita pakai saat menggoreng. Mungkin jika berasal dari satu rumah yang
membuang minyak bekas atau jelantah ke comberan tidak berpengaruh. Namun,
apalah jadinya jika ribuan bahkan milyaran rumah membuangnya ke comberan? Bukan tidak mungkin biota laut
menjadi dampak utamanya setelah tumbuhan dan tanah tempat mereka tumbuh rusak.
Di bawah ini adalah salah satu pemandangan yang sangat
menyakitkan bagi kita. Pemandangan yang seharusnya indah. Menjadi rusak oleh
sampah. Dulu saat aku masih kecil, papa sering membawa aku ke laut. Bermain
pasir dan memperhatikan kepiting kecil yang berlari serta bersembunyi di dalam
lubang-lubang pada pesisir pantai. Namun, sekarang dia tidak ingin bersembunyi
lagi. Dia tidak lagi menghibur anak-anak yang mengunjungi pantai. Karena
tempat-tempat dia bersembunyi telah ada sebagian sampah-sampah plastik yang
terbenam di dalam pasir. Hal ini juga karena sang laut enggan untuk
mengambilnya.
Bagaimana Berwisata Alam yang Eco Friendly?
Masihkah tidak
terketuk hati kita untuk lebih ramah
lingkungan? Apakah salah jika kita harus lebih menjaga dan melindungi flora Indonesia, menjaga dan melindungi fauna Indonesia yang ada di pantai? Padahal
dengan menjaga dan memelihara mereka kita telah menjaga diri kita sendiri dari diversifikasi pangan. Diversifikasi pangan
adalah kunci ketahanan pangan bagi kita dan rakyat Indonesia khususnya.
Kita pasti bisa berwisata tanpa merusak
alam itu sendiri. Yah kita cukup melakukan tiga hal berikut. Minimal tiga hal ini bisa menjadi pewaris bagi anak dan cucu kita
nantinya.
Kemasan sekali pakai itu
apa saja? Kresek, paper cup, kertas bungkus nasi, sedotan, sampah UBC (Used
Beverage Carton) yang berasal dari susu kotak, kantong teh, styrofoam atau
jenis sampah lain yang bersifat sekali pakai. Lantas apakah kita harus kembali
ke zaman batu?
Tidak demikian halnya.
Menurut ibu DK Wardhani founder kelas
zerro waste dan penulis buku “Bye-bye
Sekali pakai” ini mengatakan bahwa, melepaskan diri dari kemasan sekali pakai bukan
ingin membandingkan apple to apple
kondisi dulu dengan sekarang. Akan tetapi untuk mengajak kita berefleksi diri
bahwa manusia pernah bisa hidup tanpa tergantung pada kemasan sekali pakai
(halaman 41).
Lantas pertanyaannya. Apa
yang harus kita lakukan saat kita berwisata alam pantai? Yah, bawalah tempat
minum sendiri, kantong belanja sendiri, peralatan mandi sendiri, bagi yang
perempuan bawalah pembalut kain atau reusable
menstrual cups serta bawa peralatan makan sendiri.
Duh, kalau demikian
dilakukan, repot dong? Betul semua pasti repot. Namun semua kembali kepada
kesadaran kita masing-masing. Apakah kita harus terus selamanya menggunakan
kemasan sekali pakai dan merusak lebih banyak keanekaragaman flora dan fauna
atau rela memberat-beratkan diri dengan membawa pernak pernik ini dan itu demi
kelestarian flora dan fauna? Jawabannya kembali kepada diri masing-masing.
2. Pastikan Tempat yang dikunjungi Ramah
Lingkungan
Loh kok sibuk sih mencari
tempat yang ramah lingkungan? Bukannya tujuannya untuk liburan? Iyaa. Kan pinginnya
tempatnya bersih dan indah. Tapi apakah ramah lingkungan? Jangan sungkan
bertanya sedetail mungkin peralatan mandi yang digunakan, peralatan yang
dipakai, tempat pembuangan sampahnya seperti apa dan lain sebagainya. Dengan
demikian kita akan lebih puas sesampai di lokasi. Itu pun kalau kita telah
mantap untuk tetap empati pada lingkungan yang ramah. Namun, jika hati kita
masih belum yakin, bisa saja kita tidak memperhatikan pertanyaan-pertanyaan di
atas. Hanya datang, nikmati, tinggalkan apa yang tidak patut untuk dibawa. Udah
deh.
Banyak loh penginapan
yang masih menggunakan perlatan mandi dari plastik. Sekali pakai buang. Bahkan
baru sedikit saja dipakai oleh pengunjung langsung berakhir ke tempat sampah.
Hanya sedikit yang menggunakan dari kayu yang mudah terurai jika dibuang. Atau
tempat sampah yang tidak dipisah antara sampah organik, anorganik, plus sampah
beracun. Semua jenis sampah dijadikan menjadi satu tempat.
So, semua kembali ke kita
sendiri. Mau tempat liburan yang ramah lingkungan dengan sedikit bawel dan kita
telah ikut berkontribusi menjaga keanekaragaman flora dan fauna? Atau
pengunjung yang sebaliknya?
3. Patuhi Peraturan di Lokasi Wisata
Tempat wisata yang baik
itu dipenuhi dengan pamplet yang berisi aturan di tempat wisata di beberapa
pojok. Semua aturan itu dilakukan demi menjaga kelestarian tempat wisata
tersebut.
Lantas, apa yang akan
kita dapatkan jika ketiga hal tersebut terpenuhi saat kita berwisata alam
pantai?
Banyak, sangat banyak. Kita dapat merilekskan
kepenatan diri kita dari rutinitas. Lukisan alam terindah yang telah
dianugerahkan oleh sang pencipta ini bisa saja hancur dan berantakan manakala
ada tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab. Lukisan terindah ini juga
memiliki efek yang sangat besar bagi flora dan fauna ciptaan Nya yang tidak
bersalah. Padahal merekalah yang memberi kita kehidupan selama ini. Merekalah
yang memberi mata pencaharian bagi para nelayan. Target terakhir pun akan
kembali kepada kita sendiri. Ikan yang kita makan, olahan laut lainnya yang
kita konsumsi dan masih banyak kontribusi alam untuk kita. Jika kita yang tidak
menjaga dan memeliharanya, siapa lagi?
Yuk, tanamkan dalam diri
untuk menjadi wisatawan alam yang bijak sesuai pepatah lawas ini : “Jangan
ambil apapun selain foto. Jangan tinggalkan apapun selain jejak kaki”. Dengan
begitu, negeri Indonesia tercinta kita akan tetap eco friendly dan
keanekaragaman flora maupun faunanya pun terus meningkat dan terjaga.
Referensi:
DK, Wardhani, 2020, Bye
Bye Sekali Pakai, cetakan pertama, Bentala Kata, Jakarta.
https://www.antaranews.com/berita/392539/keanekaragaman-hayati-laut-indonesia-terbesar-di-dunia
https://news.okezone.com/read/2020/09/30/1/2286000/tips-menjadi-wisatawan-berwawasan-lingkungan
https://www.dlhk.jogjaprov.go.id/tips-dan-trik-menjadi-wisatawan-bijak-ramah-lingkungan
https://www.idntimes.com/travel/tips/megan/9-dampak-positif-berwisata-alam/9
https://www.gojek.com/blog/golaundry/GOLAUNDRY-pantai-terindah-di-indonesia/
https://www.idntimes.com/science/discovery/bayu/video-laut-bali-penuh-sampah/full/2
https://sains.kompas.com/read/2016/04/27/15542511/Ada.Ancaman.Bencana.di.Balik.Kantong.Plastikmu
No comments
Terima kasih atas kunjungannya. Silahkan tinggalkan pesan atau saran seputar tema pembahasan :).