Kejelasan Road Map dan Keseriusan Pemerintah Mampu Atasi Polusi Udara Indonesia


Kejelasan Road Map dan Keseriusan Pemerintah Mampu Atasi Polusi Udara Indonesia



Diskusi Publik bersama YLKI
Diskusi Publik bersama YLKI dan KBR 



“Dalam siluet modernitas kota besar, langit biru yang seharusnya memancarkan keindahan alam, kini melukiskan sebuah panorama suram yang dipenuhi oleh kabut beracun. Kabut itu, bukanlah semata romantika kota besar, melainkan nyata dan mematikan. Hal ini merupakan manifestasi dari wabah yang merajalela akibat polusi udara. Dari deru mesin kendaraan yang bergemuruh hingga asap hitam mengepul dari cerobong pabrik, kota ini tenggelam dalam gejolak partikel-partikel beracun yang mengancam eksistensi manusia dan menyiksa keberlangsungan lingkungan.”


Di kota besar, udara yang kita hirup tak selalu bersih. Ada polusi udara yang berasal dari berbagai aktivitas yang terjadi. Misalnya, asap kendaraan yang lalu-lalang di jalan raya, pabrik yang mengeluarkan asap hitam, atau pembakaran sampah. Semua itu melepaskan zat berbahaya ke udara.


Dampaknya bisa dirasakan oleh kita semua. Polusi udara dapat membuat kita sulit bernapas, terutama bagi anak-anak dan orang tua. Selain itu, tumbuhan dan hewan di sekitar kita juga bisa terganggu. Daun-daun tanaman bisa menjadi kotor oleh debu dan udara yang tidak sehat tersebut.


Agar udara di kota bisa lebih bersih, perlu adanya usaha bersama. Seperti menggunakan transportasi umum, memilah sampah dengan baik, dan mendukung kebijakan lingkungan bisa membantu mengurangi polusi udara. Dengan begitu, kita bisa menjaga kesehatan dan lingkungan di sekitar kita.


Namun, sayangnya polusi udara di Indonesia khususnya kota besar belum terselesaikan. Hal ini disebabkan masih adanya kepentingan dan tidak memiliki sinergitas antar kementrian, BUMN serta sektor swasta. Sehingga persoalan ini semakin rumit. Bahkan pemerintah kini telah merampas hak warga untuk mendapatkan kualitas udara bersih dikarenakan banyaknya emisi yang dikeluarkan oleh kendaraan umum yang masih menggunakan bahan bakar yang tidak berkualitas sebagai salah satu penyebabnya.


Padahal di beberapa negara ASIA seperti Malaysia, India, Thailand, Vietnam, Philipina dan Cina telah menggunakan bahan bakar yang berkualitas dengan standar euro 4. Euro 4 adalah standard emisi yang ditetapkan oleh Uni Eropa untuk kendaraan bermotor termasuk, mobil, bus dan truk. Standar ini menetapkan batasan emisi yang lebih rendah untuk beberapa jenis polutan seperti Nitrogen oksida (NOx), Karbon monoksida (CO), Hidro karbon (HK) dan partikel padat.



Penyebab Polusi Udara 


Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengungkapkan ada banyak faktor yang menyebabkan polusi udara di kota besar saat ini. Baik itu faktor alami maupun tidak alami.


Faktor alami yang menyebabkan polusi udara adalah musim, arah dan kecepatan angin dan landscape. Faktor ini sangat sulit untuk dikendalikan. Sedangkan faktor tidak alami adalah aktivitas manusia seperti sektor transportasi, industri, kegiatan rumah tangga hingga pembakaran sampah.


Dari semua penyebab tersebut, pembuangan emisi dari sektor transportasi di kota besar sebagai penyebab utamanya. Di susul kemudian sektor industri sebagai penyebab kedua. Seperti penggunaan kendaraan pribadi yang sangat mendominasi.


Hal inilah yang menjadi tantangan dan kendala pemerintah dalam mewujudkan kebijakan yang telah ditetapkan dalam mengurangi polusi udara di kota besar di Indonesia. Dan juga, keseriusan maupun road map yang jelas dari pemerintah haruslah ada. 




Diskusi Publik Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tentang Kualitas Udara Bersih 


Baru-baru ini, tepatnya pada tanggal 23 November 2023  YLKI bersama dengan Kantor Berita Radio (KBR) menyelenggarakan sebuah Diskusi Publik YLKI dengan tema “Sinergitas Sektor Transportasi dan Sektor Energi untuk Mewujudkan Kualitas Udara Bersih di Kota Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Bali, Medan dan Makasar” 


Dalam diskusi publik yang dibawakan oleh Debora dan Maulana menghadirkan beberapa narasumber yang cukup kompeten dalam menangani polusi udara. Diantaranya Tulus Abadi sebagai pengurus harian YLKI, Lukmi Purwandari ST MSi selaku Direktur Pencemar Udara KLHK, Ahmad Safrudin , ketua Komite Penghapusan Bahan Bakar Bertimbal (KPBB) dan Irwan Edi sebagai Perwakilan PLN Indonesia Power, beberapa perwakilan dari perusahaan layanan tranportasi serta dari dinas kesehatan. 


Selain itu diskusi publik ini juga melibatkan para influencer muda. Kemudian Said  dari lembaga konsumen, Abdul Mufid dari LP2K, Endah dari koalisi perempuan Jawa tengah semarang dan tokoh masyarakat. 


Semuanya turut andil dalam mendiskusikan persoalan kualitas udara yang terjadi di kota-kota tersebut. Inilah beberapa ulasan yang mereka paparkan mulai dari melihat kualitas udara di masing-masing kota, penanganan infeksi pernafasan, program mengatasi polusi udara melalui pengadaan transportasi publik hingga kebijakan pemerintah yang telah ditetapkan. 



Kualitas Udara di Kota Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Bali, Medan dan Makasar


Kualitas udara pada Kamis 23 Novermber 2023 yang dievaluasi setiap pagi pukul 08.00 di beberapa kota tersebut berada dalam klasifikasi sedang dan baik. Nilai ini disebut dengan nilai Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU). Nilai ISPU ini dapat diakses melalui ispu.menlhk.go.id atau melalui adrod ispu.net.


Adanya musim hujan akhir-akhir ini sangat membantu kualitas udara, kecuali satu lokasi di Jawa Barat yang terpantau udara tidak sehat. Hal ini kemungkinan karena pembakaran sampah ungkap Luckmi.


Sebenarnya apa saja sih yang menyebabkan kualitas udara itu tidak baik ? Apakah hanya dari aktivitas manusia saja atau ada faktor lain yang menjadi penyebab utamanya. Kemudian, indikator apa saja yang menjadikan suatu kota itu berpolusi tinggi?



Indikator Udara Berpolusi Tinggi

Di Indonesia indikator udara berpolusi tinggi itu menggunakan ISPU. Perumusannya adalah dengan memantau kualitas udara, mengukur dengan peralatan otomatis, kontinu, real time dan diukur parameter pencemarnya baik parameter fisika, kimia dan meterologinya, kecepatan angin, kelembaban dan temperatur. Yang menentukan nantinya adalah pada parameter kritisnya. Dimana nilai ISPU tertinggi disebut ISPU pada lokasi tersebut.


Luckmi juga menambahkan, udara dikatakan baik pada suatu lokasi jika nilai ISPU antara 0-50. Dimana 51-100 sedang, >100 tidak sehat, 200-300 sangat tidak sehat dan >300 berbhaya



Faktor yang Menyebabkan Kualitas Udara Tidak Baik di Kota Besar 


Banyak faktor yang menyebabkan buruknya kualitas udara di beberapa kota besar di Indonesia seperti faktor transportasi, industri bisnis, rumah tangga, PLTU dan bahkan faktor alam pun menjadi pemicunya. 


Seperti faktor transportasi misalnya. Faktor ini merupakan yang paling dominan sebagai penyebab buruknya udara di kota besar di Indonesia. Menurut Tulus Abadi, kualitas udara dipengaruhi oleh faktor hulu dan hilir. Jadi harus ada sinergitas antr kementerian, BUMN dan sektor swasta untuk mengatasinya. 


Beliau juga menambahkan kita harus menuju ke net zero emission dengan mengurangi emisi yang kita keluarkan. Dan emisi yang paling besar berada pada sektor transportasi. Ditambah lagi hampir 40-45 % kendaraan pribadi yang digunakan baik roda 2 atau 4. Belum lagi bahan bakar minyak yang digunakan sehingga menghasilkan emisi. Angkutan massal di beberapa kota seperti Bali, Makasar dan Medan juga belum merata. Sehingga orang lebih berbondong-bondong menggunakan kendaraan pribadinya.


Bahan Bakar Bertimbal Yang Masih Digunakan Memicu Emisi


Menurut Ahmad Safrudin, sejak 2006 bahan bakar bertimbal khususnya bensin bertimbal telah dihapus secara nasional setelah melewati perjuangan yang cukup panjang selama 10 tahun. Akan tetapi tantangan sekarang adalah BBM dengan kadar belerang, Benzena, Aromatik dan Oletin yang cukup tinggi. Semua nilai ini masih belum memenuhi standar yang ditetapkan oleh Worldwide Fuel Charter. Pasalnya kadar Benzena dalam BBM Indonesia diatas 5 %. Padahal kadar Benzena yang ditetapkan oleh Worldwide Fuel Charter maksimum 1 %. 


Beliau juga menambahkan, kadar belerang seharusnya jika mengadopsi dari sistem euro 4, maksimum 50 ppm. Faktanya, Pertamina dan beberapa produsen BBM yang lain masih memproduksi BBM dengan kadar belerang lebih dari 1800 ppm. Nah, hal inilah yang menyebabkan buruknya kualitas udara kita saat ini, pungkasnya.


Jadi meskipun kendaraan kita telah diuji emisi dan masih menggunakan bahan bakar kotor tetap saja menimbulkan polusi. Namun demikian kadang masyarakat juga tidak bisa disalahkan. Mereka cendrung menggunakan bahan bakar kotor tersebut karena memang lebih murah. 


Padahal di Indonesia sendiri memiliki 8 varian BBM. Terdiri atas 4 solar dan 4 bensin. Untuk bensin yang layak digunakan adalah Pertamax turbo sedangkan tiga lainnya tidak memenuhi standar euro 4. Sedangkan dari solar hanya Pertadex High quality yang layak digunakan. Namun sayangnya, Pertamina tidak mendistribusikannya di Indonesia, akan tetapi malah di ekspor ke Malaysia dengan harga yang sangat murah. Yakni Rp 4.300/ liter nya.  


Nah, bagaimana dengan Indonesia sendiri?


Saat ini kata beliau Indonesia kesulitan memperoleh bahan bakar yang memenuhi syarat untuk digunakan pada tekhnologi kendaraan standar eoro 4 yang telah diadopsi sejak 2018. Sangat miris sekali bukan?


Upaya KLHK dengan menetapkan eoro 4 tidak bisa berjalan karena adanya sabotase dari penyedia BBM. Padahal kita tau bahwa masing-masing kendaraan memiliki spek engine yang berbeda. Jika BBMnya standar euro 2 maka harus dengan euro 2. Demikian juga jika BBMnya standar euro 3 maka harus dengan euro 3. Jadi, karena sekarang kita telah adopsi dengan spek standar euro 4 maka yang digunakan adalah euro 4. 


Namun, sekali lagi sayangnya Menteri ESDM sengaja menghambat standar euro 4 tadi ujar  Ahmad.  Kata beliau juga presiden harus turun tangan dalam menformulasi kebijakan harga BBM ynag berkualitas tinggi tersebut. Pasalnya di Malaysia harga Pertamax turbo perliternya dibandrol Rp 7.200 dibandingkan dengan Pertamax turbo yang ada di Indonesia dengan harga Rp 15.500 / liter per 1 November 2023. 


Namun, lagi-lagi bagi masyarakat harga ini masih tergolong sangat mahal. Menurut Tulus Abadi, harga BBM yang murah lebih memungkinkan karena memang lebih hemat bagi masyarakat. Meskipun BBM tersebut tidak kompatibel dengan kendaraan mereka. Mereka juga tidak memikirkan jangka panjang bagi kendaraannya. Padahal jika dilihat dari efisiensinya, menggunakaan Pertamax turbo jauh lebih efisisien kerja dari mesin kendaraan tersebut.


Disinilah peran road map dari pemerintah harus lebih tranparan dalam penetapan harga yang layak. Bukan malah mensubsidi lagi bahan bakar kotor hingga 67 triliun yang notabene tidak ramah lingkungan dan membahayakan kesehatan. Padahal dengan dana yang fantastis tersebut bisa dialihkan ke Pertamax turbo. 



PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) Pemicu Buruknya Udara di Kota Besar di Indonesa


Menurut Irwan Edi Syhputra Lubis di 6 kota besar (Semarang, Surabaya, Bali, Yogyakarta, Meda dan Makasar) terdapat 17 pembangkit termal dan berbahan bakar gas yang berdekatan dengan radius 100 km. 11 pembangkit termal diantaranya dalah PLTU. Akan tetapi tidak semuanya milik PLN.


Kata beliau juga, PLN sendiri selalu bertanggung jawab dalam memelihara lingkungan terutama baku mutu emisi. Beberapa tekhnologi standar sudah diimplementasikan seperti pemasangan Electrostatic Preciptator (ESP) yang berfungsi untuk menangkap partikulat dan Low NOx Burner sebagai pengendali emisi gas buang dan jenis NOx. Kemudian ada juga tehnologi CEMS yang berfungsi untuk pemantauan lingkungan. Semua teknologi itu berjalan secara online dan terintegrasi dengan SISPEK milik KLHK. Jadi KLHK juga bisa memantau gas  uang dari semua pembangkit yang dimiliki PLN.


Semua pembangkit ini juga sudah beyond compliance artinya minimal ada di PROPER hijau. Dari 11 PLTU, ada 6 pembangkit yang sudah PROPER emas di 6 kota besar tadi. PLN juga melakukan pengukuran emisi secara rutin, melapor pada dinas di provinsi dan KLHK.


Ada beberapa terobosan yang dilakukan oleh PLN. Seperti di Suralaya, dimana Suralaya memiliki PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) terbesar di Indonesia sebesar 1254 kwp. Hal ini sebagai usaha PLN dalam menurunkan emisi khususnya pemakaian listrik di gedung-gedung sehingga tidak lagi menggunakan listrik dari jaringan. 


Belum lagi beberapa hari Kemarin PLN juga telah meluncurkan 21 lokasi pembangkit yang telah memproduksi Hidrogen secara green. Hydrogen ini sangat dibutuhkan untuk mendinginkan alat-alat utama seperti trafo dalam sebuah pembangkit.


Lantas bagaimana pengawasan dari KLHK terhadap PLTU itu sendiri?


Luckmi mengatakan bahwa pemerintah melalui kementrian KLHK mengawasi emisi dari pembangkit listrik tenaga termal yang dikontribusikan ke lingkungan. Pengawasan yang dilakukan ada tiga cara


1. Perketat baku mutu emisi

Baku mutu emisi diperketat bagi pembangkit listrik tenaga termal sesuai peraturan Peraturan Menteri LHK nomor 15 Tahun 2019


2. PLTU wajib memasang alat pantau CEMS

Fungsi alat pantau CEMS ini adalah untuk mengukur emisi dari PLTU sebelum dibuang ke lingkungan


3. Dari sisi PROPER

Berdasarkan PROPER nya, yakni taat pada aturan yang berlaku. Peraturan ini terdiri atas pemenuhan baku mutu dan pengelolaan lingkungan (air limbahnya dan pengelolaan limbah B3). Nah, di sini jika semuanya taat maka peringkatnya akan biru dan dipublikasikan ke masyarakat melalui media sosial. Tapi jika tidak taat aturan bisa dapat peringkat merah atau hitam.


Nah, jika hijau dan emas tidak hanya taat pada aturan, tapi sudah beyond compliance yakni telah melakukan efisiensi energy, melakukan konservasi air, melakukan penurunan emisi yang dihasilkan, melakukan audit energi. Intinya melakukan lebih dari aturan yang ada. 


Dengan cara ini diharapkan dapat menurunkan polusi udara di Indonesia. Apalagi jika ditambah dari kesadaran masing-masing kita untuk lebih peka terhadap lingkungan seperti pengolahan sampah yang baik, uji emisi kendaraan atau menggunakan BBM yang ramah lingkungan.


Yang menjadi pertanyaan adalah PLTU telah memiliki standar proper tapi mengapa masih menunjukkan polusi?


Dalam hal ini Tulus Abadi menjelaskan bahwa, energi itu terbagi dua yaitu energi fosil dan energi baru dan terbarukan. Sepanjang masih menggunakan energi fosil pasti akan meninggalkan polusi. PLTU yang kita gunakan masih menggunakan energi fosil. Jadi tentu menghasilkan polusi atau emisi. 


Akan tetapi emisi bisa diturunkan jika kualitas BBM diperbaiki. Di dalam BBM, semakin tinggi kualitas maka akan semakin rendah emisinya. Demikian sebaliknya. Sama halnya jika diterapkan ke PLTU. Jadi untuk menuju Net Zerro Emision, tidak semua dimatikan. Misalnya BBM dilarang, PLTU ditiadakan. Hal ini tidak mungkin dilakukan ungkap Tulus Abadi. Kecuali ada penggantinya. Nah jika tidak ada, maka harus ada Energi Transisi yang bisa dipakai. Seperti BBM yang berkualitas baik dan PLTU dengan standard emisi yang telah ditetapkan. Mengapa demikian?


Karena syarat energi itu ada tiga yakni

1. Ketersediaan 

2. Keterjangkauan (harganya)

3. Keandalan (kualitas produk)


Ketiga syarat ini haruslah dipenuhi oleh energi fosil serta energi baru dan terbarukan. Sehingga energi transisi tadi terpenuhi oleh masyarakat. 


Selain itu pula ketersediaan angkutan umum di kota besar juga harus diperhatikan sebagai salah satu bentuk transisi. Karena emisi yang dihasilkan akan sedikit dibanding menggunakan kendaraan pribadi. Sebab angkutan umum dipakai oleh orang banyak pungkas Tulus Abadi. 


Memang sih idealnya PLTU bisa ditutup, tapi tidak mungkin kita tidak ada listrik kecuali ada penggantinya. Padahal aktivitas keseharian kita mulai dari tidur sampai bangun tidur menghasilkan emisi. Seperti AC contohnya. Emisi yang dihasilkan AC sangat tinggi sekali. Jadi untuk mengatasi hal tersebut, ada baiknya kita menggunakan suhu di atas 20 °C.  Jika mau, ada baiknya sesekali kita melakukan audit energi di rumah atau kantor. Apakah menggunakan lampu LED, solar panel dan lainnya sehingga emisi yang dihasilkan sedikit jelas Tulus Abadi.



Kasus Penderita ISPA terhadap Kualitas Udara di 6 kota Besar di Indonesia 


Dampak yang ditimbulkan dari polusi udara secara tidak langsung akan mempengaruhi kesehatan kita. Apalagi jika kualitas udara di Jakarta paling buruk di dunia. Tentu hal tersebut menjadikan mobilitas kita tertunda. 


Belum lagi jika pelayanan kesehatan yang tidak memadai bagi penderita khususnya ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) sebagai penderita yang terbanyak di beberapa kota besar di Indonesia. 


Untuk itu Maulana sebagai moderator dalam diskusi publik yang diadakan oleh YLKI mewawancara beberapa narasumber dinas kesehatan dari kota besar yang terkait.


Saldi mengatakan, di kota besar seperti Surabaya tentu memiliki mobilitas transportasi dan kepadatan penduduk yang cukup besar.  Sehingga penderita ISPA mengalami peningkatan dibandingkan tahun lalu khususnya usia 20-45 tahun. Hal ini lebih disebabkan oleh polusi udara.


Sementara di Bali, Made Partiana mengatakan jumlah penderita ISPA tahun 2023 pada bulan November kemarin berjumlah 79.930 orang dengan rentang usia 9-60 tahun dimana 18.210 diantaranya usia 60 tahun.  Hal ini disebabkan oleh banyaknya kendaraan di Bali sebagai tujuan pariwisata, konsumsi makanan yang kurang sehat, suhu udara atau cuaca meskipun pada musim hujan lebih ke arah batuk dan pilek.


Dinas kesehatan Yogyakarta, Wara mengatakan tingkat polusi di kota ini ada kenaikan tetapi tidak begitu signifikan (berdasarkan penelitian DLH Yogyakarta kenaikan polusi masih di bawah baku mutu). Penderita ISPA untuk saat ini juga mengalami penurunan. Untuk sekarang banyaknya manusia lebih kepada penularan penyakit seperti flu. Sehingga untuk antisipasinya dengan menggunakan masker.  Namun demikian Wara juga mengatakan bahwa pencegahan ISPA di Yogyakarta dilakukan dengan beberapa program. Seperti kerjasama lintas program dengan DLH yakni mencakup pembuatan taman dari lahan yang kosong dan penamaan pohon. Sehingga pencemaran udara bisa diatasi. 


Sementara itu dinas kesehatan Dkk Semarang, mengatakan penderita ISPA meningkat. Hal ini disebabkan evaluasi monitor Dinas perhubungan kurang ketat. Seperti adanya beberapa kendaraan yang tidak di kir karena tidak patuh. Untuk mengatasi hal tersebut, di usia yang rentan cenderung dianjurkan menggunakan masker dan adanya urban farming. Di beberapa wilayah juga pm 2,5 dan pm 10 nya tinggi sekali. Jadi harus cek skrining. Padahal Semarang terbaik dalam hal BRT nya.


Zuha, dari dinas kesehatan Makasar mengatakan data kualitas udara DLH masih dalam taraf sedang. Penyakit ISPA meningkat tapi tidak begitu signifikan. Tahun 2021 usia 5 tahun berjumlah 36.000. Sedangkan tahun 2022 usia 5 tahun meningkat menjadi 66.000. Dapat dikatakan di bawah usia 5 tahun meningkat 50 % yakni dari 15.000-21.000. peningkatan ini tidak hanya disebabkan oleh polusi udara, tapi juga oadakepadatan anggota keluarga, pemberian gizi yang tidak cukup, kelahiran dengan berat badan rendah dan asi eksklusif yang tidak tepat. 



Peran Dinas perhubungan terhadap Polusi Udara


Budi, selaku dinas perhubungan Surabaya telah melakukan operasional Suroboyo bus, angkutan woro Wiri dan kerjasama ke semua perusahaan transportasi untuk mengatasi polusi udara. Uji emisi gas buang yang tidak lulus uji kir akan ditilang dan ini perlu adanya kerjasama dengan pihak kepolisian terkait.


Dinas Perhubungan Semarang, Danang juga telah melaksanakan program BRT, angkutan publik dengan 271 disubsidi oleh pemerintah. Kemudian penggunaan kendaraan listrik, car free day dan pelarangan masuk bagi kendaraan besar yang menggunakan bio solar di jam 06.00-08.00 pagi dan 03.00-05.00 sore.


Di Bali sendiri, selaku kota dengan tingkat kedatangan turis tinggi telah mengadakan transportasi listrik dan publik dengan transportasi publiknya masih berjuang untuk pengadaan di masyarakat. 


Di Medan, Padium Siregar mengatakan polisi udara di sana masih terus berlangsung. Pasalnya masih banyak pembangunan infrastruktur yang jor-joran. Meskipun demikian transportasi publik yang tersedia sebanyak 4000 unit sedangkan untuk becak mesin masih dibatasi. 



Peran influencer Muda terhadap Polusi Udara


Selaku anak muda yang dinamis, beberapa influencer muda juga hadir di Diskusi Publik yang diadakan oleh YLKI. 


Keysha yang berasal dari Semarang misalnya, mengatakan kondisi udara di kota Semarang jauh lebih nyaman dibandingkan Jakarta. Dia juga menggerakkan orang-orang untuk menggunakan transportasi umum seperti BRT karena sangat murah. Dimana pelajar Rp 1000 sedangkan umum Rp 3000. 


Demikian pula Rezart yang berasal dari Medan dan pernah tinggal lama di Jakarta. Katanya, anak muda yang ada di Medan masih termakan gengsi untuk menggunakan mobil pribadi dibandingkan naik angkutan umum. Selain itu pula maacet menjadi faktor berikutnya. Padahal jika mereka banyak beralih ke tranportasi umum, polusi udara bisa diturunkan.


Di Surabaya, Tifani mengatakan lebih ke panas dari pada polusi. Kemacetan pun hanya di jam-jam sibuk saja. Selebihnya adalah tidak macet. Sebenarnya ada sih keinginan untuk beralih ke tranportasi publik, namun masalahnya lebih ke arah waktu karena unit yang disediakan masih sedikit. Meskipun sudah ada Suroboyo bus adan angkutan woro wiri yang sangat nyaman, tapi lamanya saat menunggu kedatangan kendaraan tersebut saat dicek di aplikasi. 


Fitriani, selaku influencer dari Makassar mengatakan kualitas udara di sana dalam kategori aman. Tranportasi publiknya perlahan tapi pasti. Kondisinya pun baik dan mudah diakses. Yang diperlukan hanya kesadaran masyarakat sendiri untuk jalan kaki, naik sepeda atau angkutan umum jika menuju tempat yang dekat. 



Peran Transportasi Publik terhadap Polusi Udara


Dalam Diskusi Publik yang diadakan oleh YLKI juga menghadirkan beberapa narasumber dari transportasi publik yang turut berperan dalam mengatasi polusi udara. Di antaranya berasal dari transportasi Blue bird, DAMRI dan Organda. 


Visi Blue bird sendiri selama 52 tahun adalah 50 30 yang artinya tahun 2023 bisa menghilangkan 50 % emisi. Kata Yusuf, selaku manajer blue bird telah melakukan komitmen pada uji emisi setiap 6 bulan sekali, implementasi bahan bakar gas sebanyak 3000 unit dan adanya armada listrik. Proyek blue bird yang lain adalah Net Zerro Emision 2060. Ditambah lagi penanaman hutan mangrove, Surya panel dan mengurangi sampah plastik dari Tumbler gratis yang diberikan.


DAMRI juga telah melakukan program atasi polusi udara sejak 2021. Pada tahun 2021 hingga 2022 mulai mengubah Bahan bakar fosil ke listrik. Sekarang yakni tepatnya pada 27 Desember 2023 akan ada 26 unit besar DAMRI. Bahkan di bandara Juanda ada 6 unit DAMRI listrik ujar Arifin.


Nanda Pratama, selaku Organda Surabaya melakukan uji emisi pada angkutan umumnya. Yang menjadi masalah adalah angkutan online tidak ada pengujian emisi. Jadi bagaimana  Isa menurunkan polusi udara jika terjadi kondisi seperti ini. Belum lagi persaingan yang tidak sehat di antara keduanya. Jadi muncul masalah lain bukan?


DPD Organda Jawa Tengah, Dedu juga mengeluh kebutuhan masyarakat akan tranportasi tinggi, koridor yang belum memadai dan harga BBM yang tinggi dengan tarif masih murah sedangkan pemerintah sendiri belum mensubsidi nya. Belum lagi masih sedikitnya tempat mengecas dan teknisi yang kurang. Jadi bagaimana bisa mengurangi polusi udara?


Said selaku bagian dari lembaga konsumen m mengatakan masih jauh kenyamanan yang dirasakan oleh masyarakat akibat polusi udara yang terpapar. Padahal UUD pasal 34 ayat 3 mengatakan bahwa



“Negara bertanggung-jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak.”



Benarkah penyediaan fasilitas umum dan pelayanan kesehatan sekarang telah terpenuhi dengan baik? 


Intan selaku Lembaga Konsumen Yogyakarta mengatakan bahwa karena kita ini adalah kota wisata dan kota pendidikan, maka 90 %  masyarakatnya menggunakan kendaraan. Karena  akses untuk mendapatkan nya sangat mudah. Belum lagi keterbatasan transportasi publik. 


Jadi wajar jika UUD pasal 34 ayat 3 masih jauh dari kata baik bagi masyarakat.



Solusi Mengatasi Masalah Polusi Udara di Kota Besar


Abdul Mufid selaku LP2K Jawa Tengah mengatakan sebenarnya masih ada solusi yang bisa dilakukan pada masalah tersebut. Yakni transportasi yang berhubungan dengan emisi dan lingkungan dimana yang pertama bagaimana masyarakat membatasi ke kendaraan pribadi dan beralih ke online, kedua sarana transportasi yang digunakan punya dampak yang baik bagi lingkungan dan yang ketiga faktor lingkungan itu sendiri. Sehingga polusi udara bisa ditekan dengan baik. 


Endah Puspitanti sebagai Koalisi perempuan Jawa Tengah mengatakan pencemaran udara dari kendaraan sekitar 80 %. Usia anak-anak dan lansia dan para penderita asam sangat rentan terkena dampaknya. Jadi himbauan masker, tidak sering keluar rumah, menanam pohon di sekitar rumah, menghijaukan lingkungan dan pengelolaan sampah yang baik sebagai alah satu cara mengatasi polusi udara di kota besar.



Kebijakan Pemerintah untuk Mengatasi  Polusi Udara 


Menurut Ahmad Syafrudin, ada beberapa program pemerintah dalam hal ini untuk mengatasi polusi udara 

1. Penggunaan bahan bakar alami yang lebih bersih

2. Alih tekhnologi yang rendah emisi

3. Penataan lahan

4. Tata kota

5. Traffic dan transport manajemen

6. Penetapan standar emisi udara yang dilakuan secara simultan paling tidak lima tahun sekali.

7. Konteks penegakan hukum


Kata Luckmi, kesadaran masyarakat sendiri baik dalam memperbaiki, mengubah perilaku pola konsumsi dan produksinya adalah bagian terpenting yang harus dilakukan. Meskipun penegakan hukum jauh lebih penting. Pasalnya sampai saat ini mandat UU 22 tahun 2009 tentang lalu lintas angkutan dan jalan raya tidak pernah dilaksanakan oleh polisi lalu lintas yakni berupa razia emisi sehingga wajar hampir semua kendaraan bermotor di beberapa kota besar tidak memiliki baku mutu emisi. 


Ujung-ujungnya akan berdampak pada tingginya pencemaran udara. Padahal kebijakan pemerintah telah lama dilakukan. Jadi intinya harus ada sinergitas antar semua pihak. Baik pemerintah maupun masyarakat. Tentu road map yang ditetapkan atau disusun oleh pemerintah haruslah jelas sehingga masyarakat tidak gundah gulana lagi.



Kesimpulan


Agar kita bisa berkomitmen untuk menuju Net Zerro Emision dari 2030 menuju 2060 maka, setiap orang atau pun pemerintah sudah konsentrasi untuk isu yang global yang terjadi sekarang. Pengurangan polusi secara makro maupun mikro harus dilakukan. Dan yang terpenting pemerintah punya road map yang jelas untuk mengatasi polusi sehingga Net Zerro Emision 2060 akan berhasil. Jadi sinergitas semua pihak sangatlah dibutuhkan untuk mewujudkannya menjadi kenyataan. 



Sumber Referensi


https://www.mceasy.com/blog/otomotif/mobil/euro-4-dan-euro-5

https://indonesiabaik.id/infografis/8-jenis-bbm-yang-digunakan-di-indonesia

https://mypertamina.id/pertamax-green-95

https://www.google.com/amp/s/www.cnbcindonesia.com/news/20231031234857-4-485343/resmi-turun-ini-daftar-terbaru-harga-bbm-pertamina-di-spbu/amp






No comments

Terima kasih atas kunjungannya. Silahkan tinggalkan pesan atau saran seputar tema pembahasan :).