Kesenanganku Adalah Kebahagiaan Bagi Ibu

Kesenanganku Adalah Kebahagiaan
 Bagi Ibu
Posted by ana_susan, Bogor, Jan 31, 2019, 12.26 AM

Pic by Jasmine Elektrik

Ibu itu lembut bagaikan salju. Belaiannya masih terasa di rambutku, kasih sayangnya yang tercurah siang maupun malam, tutur katanya yang lembut selalu kunanti saat aku rindu dengannya. Apalagi jika dia mengatakan kata “sayang”.  Seluruh tubuh ini seolah berdesir membangkitkan semangat baru, memberi kekuatan tubuh yang mulai rapuh dengan ujian. Semua terobati dengan satu kata itu.

Adalah wajar jika Allah memuliakan namanya dalam alquran. Hingga ketundukan seorang anak tiga kali lebih banyak pada ibunya kemudian baru ayahnya. Lebih kurang Sembilan bulan sepuluh hari dia berusaha untuk selalu tersenyum dengan perkembanganku. Susahnya dia bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain, tidak mudahnya mencicipi makanan yang lezat akibat adanya aku di dalam rahimnya. Saat waktu sholat tiba, sulit baginya untuk bangun, berdiri dan bangun lagi karena aku yang mulai bertambah bobotnya. Namun semua dihadapinya dengan senyum bahagia.

Dia tidak pernah marah, meskipun gerakan-gerakan lincahnya aku menggelitik perutnya. Hanya elusan kasih sayang yang selalu aku rasakan sampai aku terdiam dan lelap di alam mimpi. Saat hadirnya aku ke dunia, Allah melupakan rasa sakit yang sangat luar biasa itu. Takdirnya aku adalah berkat doa dan kasih sayangnya jua. 

Aku terus bertumbuh. Mulai dari tengkurap, duduk, berdiri, jatuh dan berdiri lagi. Dan akan dilepaskannya jika aku benar-benar kuat untuk berjalan. Semua dituntunnya dengan sabar dan nasehat. Namun saat dewasa apakah aku tega melihatnya menderita? Tidak, sekali-kali tidak. Apakah aku tega membiarkan tangan-tangannya yang mulai lemah untuk bekerja lagi hanya untuk mencari uang demi menyambung hidupnya? Tidak, sekali kali tidak. Pasti aku tidak akan tega dengan semuanya. Dia harus bangun pagi-pagi. Padahal di hari tuanya yang mulai sering merasa lelah semestinya banyak beristirahat. Apa aku tega nyenyak tidur di malam hari? tidak, sekali kali tidak.

Dia tidak pernah mengeluh. Dia tidak pernah menyusahkan anaknya. Padahal kadang dia tau mungkin ada saat-saat tertentu dia capek. Hingga pernah tidak ada sesuap nasi seharian. Tapi dia tidak pernah menyusahkan aku sebagai anaknya. 

Ampuni aku jika aku yang tidak perhatian dengannya selama ini, disebabkan aku jauh darinya. Hingga jarak menjadikan alasan yang jahat. Maafkan anakmu yang tidak peka dengan kehidupanmu saat ini. 

Maafkan aku yang hanya merindukanmu hanya dikala hatiku sedih. Adalah wajar jika Allah menghukumku dengan banyaknya ujian. Hingga suatu hari aku pun tersadar bahwa ridhomu telah menghantarkan rezeki dan membuat kehidupanku sukses serta bahagia.

Foto Ibu dan Ayahku

Beberapa nasehat yang selalu aku ingat darimu “Baik-baiklah di rantau, perbanyak sabar dalam kehidupan berumah tangga, serta sekolahlah yang tinggi nak. Semua itu untuk kamu. Untuk masa depan kamu. Bukan untuk kami. Kamulah yang bisa menikmatinya. Kami tidak akan meminta apa-apa dari kamu, melihat kamu sudah senang saja, hati kami sangat bahagia”.

Nasehat-nasehat itu telah menghujam kuat di dadaku. Menelisik memeoriku hingga terekam dengan baik. Bagaikan petuah-petuah yang berharga seorang syeh pada muridnya. Semua melahirkan kekuatan-kekuatan yang tangguh dan semua saling menguatkan satu dengan lainnya.

Ibu adalah orang yang paling kukagumi. Kegigihannya, ketekunannya, ketelatenannya hingga menjadikan aku sangat berharga baginya. “Kasih sayang ibu tak terbantahkan waktu”. Kita bisa memperingatinya dalam sebuah moment berharga di “Hari Ibu”. Bagi kalian yang ingin menceritakan pesan dari ibu kalian yang tetap kalian jalankan hingga akhir ini, kalian bisa mengikuti event yang diadakan oleh “Jasmine Elektrik” melalui link www.jasmine-elektrik.com #JasmineElektrikCeritaIBU#JasmineElektrikCeritaIBU. Jangan lupa komentarnya ya.

No comments

Terima kasih atas kunjungannya. Silahkan tinggalkan pesan atau saran seputar tema pembahasan :).