Aku
pasti membelinya lagi dengan sisa uang saku yang diberikan mama padaku pada
terbitan berikutnya. Pasti seru ceritanya!
***
Itulah
sekilas dialog dengan diriku sendiri sekitar lima belas tahun yang lalu,
tepatnya saat aku masih di bangku kuliah. Aku jatuh cinta dengan cerita
bersambung dari majalah Annida yang berjudul “Ketika Mas Gagah Pergi”. Cerita
ini membuatku meneteskan air mata untuk pertama kalinya. Betapa tidak,
seumur-umur belum pernah baca majalah yang bisa membuatku menangis plus
penasaran.
Aku
adalah tipe pembaca pemilih. Tidak semua buku atau majalah aku sukai. Pasti
yang kulihat adalah judul, daftar isi dan cerita sekilas di dalamnya. Jika
menurutku menarik, pasti aku akan membelinya meskipun mahal.
Pada
majalah Annida, yang lebih dikenal dengan majalah islami, berisi tetang seputar
masalah remaja dan cerita-ceritanya. Salah satu penulis yang sering kutunggu
karyanya adalah Helvi Tiana Rossa.
Aku
tidak begitu mengenal dengan sosok penulis Helvi Tiana Rossa. Ntah mengapa,
untuk penulis yang satu ini selalu memberi semangat ibadahku, saat itu. Karya-karyanya
telah memenuhi rak bukuku di rumah, sehingga aku bisa menjadikan majalah yang
ada karyanya menjadi bundelan. Namun sayangnya bundelan majalah tersebut hilang
karena tsunami ☹.
***
“Kak, aku mau dong bisa nulis kayak
kakak. Ajarin dong kak”.
“O, boleh banget, Dek! Ikut Forum
Lingkar Pena saja!” saran Si Kakak sambil ngiklan.
“Di Aceh?” kataku kaget.
“Jangan! di Bogor saja. FLP itu ada
di mana-mana kok Dek”.
Atas
rekomendasi dari sang kakak kelas, aku pun mengikuti kelas menulis. Rasanya
hampir tidak percaya. Kok ada ya belajar menulis. Bukankah sejak kecil kita
sudah bisa menulis? Bukan, bukan itu kawan. Ilmu menulis yang aku dapatkan di
FLP bukan sembarang menulis. Bukan pula sembarang materi yang diajarkan oleh
kakak-kakak mentornya. Banyak hal terindah yang aku dapatkan dalam FLP ini,
lima diantaranya adalah:
1.Rasa Penasaranku Terjawab
Kalian
pasti tahu bagaimana penasaran pada sesuatu hal. Aku sendiri sangat penasaran
sama FLP dan hal apa saja yang dikerjakan di dalamnya. Ternyata, taraaa….di
sana diajarkan bagaimana menulis reportase, review buku, membuat cerita fiksi
dan non fiksi dan masih banyak lagi. Semua itu adalah hal yang paling dasar
dalam tulis menulis.
FLP Sumber Inspirasi Setiap Kegiatan
Psttt,
ada yang paling aku sukai dari yang diajarkan. Yaitu ngeblog. Bagiku, ngeblog
ini seru, soalnya kita bebas menuangkan cerita apa saja di dalamnya.
2.Inspirasiku
Melalui
FLP, bermuncullah banyak inspirasi bagiku. Aku ingin semua bisa. Dengan ilmu
yang telah kudapatkan, aku ingin mempraktekkannya semua. Maka, mulailah kuikuti
lomba-lomba cerpen, lomba blog, lomba dongeng dan mengikuti beberapa challenge. Alhamdulillah dari beberapa
lomba cerpen dan dongeng yang telah kuikuti ada beberapa yang menang, sehingga
menghasilkan buku antologi cerpen dan dongeng. Meskipun aku bukan juara
pertama, aku senang bisa menjadi salah satu nama yang ada di dalamnya.
3.Konsisten
dalam menulis
Kalian
tahu, ternyata dengan aku mengikuti lomba, challenge menulis dalam sebulan
ternyata memotivasi diriku untuk tetap konsisten dalam menulis. Sejatinya
seorang penulis itu membaca, membaca, membaca, lalu menulis dan teruslah
menulis.
Sertifikat Challange 30 Hari Menulis dari Blogger Perempuan
4.Memperluas
jaringan menulis
Kekonsistenan
dalam menulis berlanjut terus untuk memperluas jaringan menulis. Aku terus
mencari layaknya pemburu yang mencari mangsa. Mulai dari facebook dengan
Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN), sampai Instagram dengan Blogger Perempuannya, Joeragan
Artikel (JA) dan Kumpulan Emak Blogger (KEB). Semua itu tidak membuat
semangatku menurun, justru di sanalah kutemukan energi yang sama sepertiku. Yaitu
sama-sama berjuang melalui tulisan.
5.Bersinergi
dengan pemerintah
Adanya
hubungan sinergi antara FLP dengan pemerintah, memudahkan masyarakat untuk
lebih dekat dengan literasi (selaras dengan milad FLP yang ke-22 baru-baru
ini). Di zaman millennial yang lebih mengutakan gawai memungkinkan para
generasi terbuai dengannya, sehingga budaya untuk membaca dan menulis pasti terlupakan.
Namun yang aku sukai, FLP justru telah bersinergi dengan pemerintah, bahkan
menjadikan dirinya sebagai bioindikator sehingga FLP lebih produktif dalam
karya tulisan. Untuk info lengkapnya bisa dilihat melalui http://flp.or.id.
FLP Selalu Bersinergi dengan Pemerintah dalam Literasi
Itulah
lima hal terindah diriku bersama FLP. Aku berharap, ke depan akan muncul generasi-generasi
yang cinta membaca dan menulis. Tidak terbuai dengan tekhnologi yang ada. Kalau
pun dia ingin mengikuti tekhnologi tidaklah mengapa, tapi setidaknya tekhnologi
mempermudah dirinya untuk terus menebar kebaikan melalui tulisan.
“Dengan membaca, manusia akan mengelilingi
dunia, sedangkan dengan menulis manusia akan dikenal oleh dunia”.
“Tulisan
ini dibuat dalam rangka mengikuti lomba blog dari Blogger FLP pada rangkaian
Milad FLP 22 Th”
Yakin Masih Ragu Dengan Asus Vivo Book Pro F570? The Mainstream Performance Laptop, Asus
AMD dan NVIDIA Dalam Satu Laptop
Posted by ana_susan, Maret 23, 2019, 1:20 AM
“Belum habis rasa penasaran diri ini dengan Asus
ZeenBook 13/14/15 “ pada kompetisi blog yang diadakan bulan lalu. Eh, sudah
nongol lagi keluaran baru dari Asus. Sepertinya Asus memang selalu
mengedepankan inovasi baru. Apalagi keluaran produk sekarang adalah The Mainstream Performance Laptop”
***
Tidak dapat dipungkiri, kita adalah
generasi millennial. Yaitu generasi muda masa kini yang lahir di antara tahun
1980 an sampai 2000 an. Mau usia kita muda atau tuakah, kita telah terperosok
di dalamnya. Jadi mau tidak mau atau suka tidak suka, kita harus menghadapinya.
Pada masa millennial ini kita juga harus
bangga, disamping tingkat kehati-hatian yang juga tinggi. Mengapa? Karena kita
telah menjadi perbincangan di manapun kita berada. Kadang kita merasa masih
seperti yang dulu. Padahal zaman telah berubah. Nah untuk mengetahui apakah
kita tergolong manusia millennial atau bukan, nih saya kasih tau ya
ciri-cirinya. Ayo di cek benar nggak kita generasi millennial itu?
Dengan melihat beberapa poin di atas
ternyata benar, bahwa kitalah manusia millennial itu. Salah satu misalnya, kita
suka bosan dengan barang yang dibeli.
Meskipun barang saya (laptop) yang saya
gunakan sekarang masih bisa dipakai, namun karena kinerjanya sudah mulai lelah,
dengan batere yang sering low hanya beberapa jam penggunaan. Membuat dunia
posting dan sharing yang saya lakukan terhambat. Ditambah lagi saat mengedit
foto maupun video yang tidak mendukung. Apalagi saat lelah menyapa, pingin
mendengarkan murathal quran maupun lagu suaranya kurang mendukung. Jadilah
semangat menyelesaikan konten tulisan menjadi kendor.
Sebagai mompreneur yang memiliki anak bungsu
yang masih kecil, saya harus menyelesaikan tulisan di malam hari. Dengan
suasana lampu yang kurang mendukung membuat hasil ketikan banyak salahnya.
Belum lagi jika anak saya pingin memainkan game yang bersifat edukatif di
laptop yang berfungsi untuk melatih motoriknya. Meskipun laptop tidak
diwajibkan, akan tetapi setidaknya mereka tidak gagap tekhnologi di zamannya. Adalah
kewajiban bagi kita dalam mengontrol waktu yang mereka gunakan.
Jadi 2019 ini saya harus memiliki laptop
baru yang mumpuni dalam segala hal. Dunia blogger yang saya geluti sekarang
tidak hanya membutuhkan isi tulisan saja, akan tetapi konten juga harus kreatif
dengan tampilan visual yang cukup menarik. Baik melalui foto, video, infografis
dan sejenisnya.
Biasanya konten-konten tersebut
dipublikasi setelah melalui proses editing gambar yang baik dan menyisipkan video
agar lebih menarik perhatian pembaca. Intinya untuk menghasilkan suatu konten
yang kreatif, harus didukung oleh laptop yang mumpuni.
Kalian tau laptop apakah yang saya
idamkan?
Yah Betul. Dia adalah Asus VivoBook Pro
F570.
Setelah sekian lama mempelajari keunikan
dan keunggulan dari Asus VivoBook Pro F570, ternyata saya tidak salah pilih.
Inilah laptop yang saya cari selama ini.
Sejarah
Asus
“Tak kenal maka tak sayang”. Itulah salah
satu pepatah lama mengatakan. Demikian juga dengan Asus. Untuk mengenalnya,
kita mesti memperdalam asal usul Asus itu sendiri.
Asus berdiri pada tahun 1989 oleh empat insinyur komputer Wayne Hseih, Ted Hsu, MT
Liou dan TH Tung. Keempatnya memiliki visi dan misi yang sama, yakni memajukan
industri TI di Taiwan.
Nama Asus sendiri diambil dari nama
makhluk Mitologi Yunani yaitu “Pegasus”. Perkembangan perusahaan ini diawali
dengan membuat dan menjual motherboard
untuk prosesor latel 486 pada decade 80-an. Kemudian go public, dimana motherboard
Asus terpasang di 29,2 % komputer desktop di dunia.
Tahun
2007,
Asus membagi dirinya menjadi tiga perusahaan yaitu Pegatron, Unihan dan Asus
itu sendiri. Nah, Asus ini fokus pada notebook dan sistem komputer utuh. Atas
dasar pembuatan motherboard inilah,
membuat perusahaan ini sukses besar.
Sejak tahun
2014, Asus meraih lebih dari 721 penghargaan untuk seri Zenfone. Asus juga
memenangkan 4.511 penghargaan dari organisasi dan media IT sedunia pada tahun 2016 dan berhasil mendapatkan
revenue sebesar 13 miliar dolar AS di tahun
2017.
Tahun
2018,
Asus kembali menunjukkan pertumbuhan yang positif, dimana pangsa retail
tradisional chanel mencapai angka 40,8 persen. Nilai ini meningkat dibandingkan
akhir tahun 2017 yang berada di angka 39,8 persen.
Masih banyak prestasi yang di raih oleh
Asus yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Pada segmen notebook ultrathin
misalnya, Asus juga terus mengalami peningkatan market share di Indonesia dari
7 persen menjadi 22,6 % . Nilai ini menunjukkan bahwa laptop seri Asus ZenBook ataupun Vivo Book sudah
semakin menarik perhatian pengguna di seluruh Indonesia.
“Oleh karena
itulah, awal tahun 2019 Asus
menghadirkan lini produk ultrabook premium high end. Selang beberapa waktu
kemudian tepatnya pada 14 Februari 2019,
oleh produsen asal Taiwan, Jimmy Lin merilis varian terbarunya yang ditujukan
untuk segmen mainstream tapi tetap mengedepankan performa. Asus tersebut adalah
Asus VivoBook Pro F570.”
Laptop mainstream
dengan performa tinggi
Apa
yang membuat VivoBook Pro F570 mainstream dengan performa tinggi?
Pertama, Cover dan desain Asus VivoBook Pro F570
eye
cathing look. Jonas Chen, Notebook Country Product Manager Asus
Indonesia, pada acara launching Asus
VivoBook F570 di Jakarta, mengatakan bahwa Asus kali ini memiliki eye cathing look yang oke.
Cover Asus memberikan brushed finished yang di
desain seperti Asus lini TUF Gaming. Asus seri TUF FX504 ini peraih juara
Reddot Award pada tahun 2018. Warna hijau logo ASUS membuat laptop ini terkesan
garang meskipun tidak segarang warna merah khas ROG.
Berbeda halnya dengan Asus VivoBook Pro
F570. Untuk mempertegas penampilannya, logo ASUS diberi warna biru elektrik
yang kontras dengan warna hitam yang membalut seluruh body laptop tapi senada
dengan aksen lis di sekeliling layarnya.
Asus VivoBook Pro F570 selain diciptakan
dengan performa tinggi, tipis dan ringan, juga tampil cantik. Jadi tidak hanya
kaum adam saja bisa menggunakannya, kaum hawa juga bisa. Pasalnya dengan
finishing Reaper Black yang gagah, juga menampilkan aksen lightning blue di
bagian tepiannya. Hal ini membawa kesan bagi si pengguna agar tetap tampil
modis dengan laptop berkelas performa.
Kedua, Asus VivoBook Pro F570 didukung oleh prosesor AMD Ryzen
5 atau Ryzen 7. Prosesor Ryzen ini adalah prosesor andalan AMD. Saat digabungkan
dengan kartu grafis besutan Nvidia Ge
Force GTX 1050 4 GB, menjadikan kinerja atau performa Asus ini sangat mengagumkan
dalam pekerjaan sehari-hari, multitasking, video terlihat jernih, detail dan
realistis. Atau dengan kata lain Asus VivoBook Pro F570 sangat Amazing Performance
Ketiga, Audio Sonic
Master Asus vivoBook Pro F570 yang didukung oleh prosesor AMD maupun Nvidia sangat berpotensi untuk multimedia. Audio ini dikembangkan
oleh tim Asus Golden Ear dengan menerapkan teknologi sonic master. Dengan
teknologi sonic master inilah akan menghasilkan suara yang jernih. Perpaduan
khusus perangkat keras dan lunak yang inovatif dirancang untuk memberi kontrol
audio pada film, musik dan game yang ada di laptop Asus VivoBook Pro F570.
Apa Kelebihan Atau Kualitas Yang Dimiliki Oleh Asus VivoBook
Pro F570 ?
Untuk
menetapkan laptop yang berkualitas di kelasnya. Asus selalu menetapkan
spesifikasi terhadap produk yang diciptakan. Spesifikasi tersebut adalah
spesifikasi teknis yang menjamin kualitas maupun harganya.
Saya sendiri
sangat tertarik dengan kualitas maupun harga yang ditawarkan. Karena kualitasnya
yang sangat oke, tapi harganya tidak mahal.
Untuk menemani
berbagai kegiatan penggunanya, kita perlu menggunakan konektivitas yang lengkap, Asus VivoBook Pro F570 menyediakan port
eksternal yang terdiri atas slot microSD, USB 3.1 Type-C, HDMI size full, USB
3.0, RJ45 LAN, USB 2.0 dan microphone-in/Headphone-out jack.
Dengan adanya
port eksternal ini, para pengguna Asus VivoBook Pro F570 tidak perlu khawatir
jika ingin memasang perangkat input atau output lain pada laptop tanpa harus mengorbankan
atau melepas perangkat lain yang sedang terhubung.
Sementara itu untuk koneksi nirkabel mengandalkan
Bluetooth 4.1 dan WiFi 802.11 ac 2×2 dual band. Kecepatan koneksi WiFi terbaru
itu juga diyakini enam kali lebih cepat dibanding versi terdahulu 802.11 n.
Saat
berpergian, saya tidak perlu khawatir untuk mencari colokan jika mendadak
pingin nulis tapi baterenya telah habis. Soalnya pada Asus VivoBook Pro F570
ini ketahanan batere bertahan hingga
9 jam. Yang menarik lagi, jika batere habis dan pingin di cas lagi, hanya butuh
waktu 49 menit saja untuk kapasitas batere 60 %. Jadi gampang kan?
Kalian tau
apa yang diidamkan oleh kebanyakan orang tua? Yap betul menguasai media televisi
yang menyediakan konten beraneka ragam agar bisa terkontrol. Namun hal tersebut
adalah tidak mungkin kita lakukan, mengingat kesibukan kita yang tanpa batas. Ada
solusi lain yang bisa kita lakukan yaitu memilih media yang tepat untuk kita
berikan kepada anak-anak kita. Salah satunya laptop.
Dalam laptop
konten yang akan kita isi tergantung dari diri kita sendiri yang bisa dinikmati
oleh anak-anak kita. Nah, untuk Asus VivoBook Pro F570 ternyata mendukung
sekali. Dimana dengan performa CPU dan GPU yang tinggi, para pengguna seperti
saya bisa memanfaatkannya sebagai pusat
multimedia baik dari sisi hardware maupun software.
Fitur yang
dgunakan untuk melengkapi hal tersebut adalah fitur Asus splendid software tuninguntuk memastikan warna yang diampilkan
konsisten dan akurat. Untuk kemudahan konfigurasinya fitur ini memiliki empat
mode yang telh tersedia untuk optimalisasi yang berbeda. Jika kurang pas kita
bisa menggunakan mode manual untuk menyesuaikan pengaturan tampilan sesuai
kebutuhan.
Fitur yang
kedua adalah fitur Asus Tru2Life Videoyang
mampu meningkatkan tampilan warna sama seperti yang dimiliki pesawat tv kelas
atas bahkan hingga 150 persen kontrasnya. Untuk mengoptimalkan ketajaman dan
kontras tiap frame video sehingga video terlihat jernih, detail dan realistis,
fitur ini memakai algoritma software cerdas.
Fitur yang
ketiga adalah fitur audio. Fitur yang
dikembangkan oleh tim Asus Golden Earsangat
mumpuni dari asus Sonic Master. Kualitas suaranya juga sangat baik dengan range
frekwensi yang lebih luas, vocal lebih jelas serta bass yang lebih dalam. Sonic
master sendiri berasal dari hardware dan software superior yang di desain untuk
mengontrol si pemakai baik dalam hal menonton film, mendengarkan musik maupun
bermain game.
Kapasitas
yang disediakan olehAsus VivoBook
Pro F570 ini sebesar 256 GB SSDM.2 SATA3 pada versi AMD Ryzen7 dengan kapasitas
ekstra hardisk ITBnya sebesar 5400 rpm. Sedangkan versi Ryzen 5 hanya
dilengkapi dengan hardisk ITB saja.
Layar Asus
VivoBook Pro F570 yang berukuran 15,6 inci ini memiliki resolusi full HD dengan rasio 16:9 atau 1920x1080 pixel.
Pingin nyaman saat mengetikdalam waktu yang lama, Asus VivoBook Pro F570
pilihannya. Mengapa? Karena keyboard yang dimiliki Asus VivoBook Pro F570 ini
cukup nyaman saat ditekan dengan travel distance hingga 1,4 milimeter sehingga
tidak terlalu dalam pada backlit. Plus tersedia fitur backlit pada keyboard
chicklet full size yang dipakai.
Ambient light
controlnya didukung oleh backlit key sehingga saya bisa mendapatkan tingkat
kecerahan yang berbeda-beda tergantung kebutuhan atau tingkat pencahayaan di
sekelilingnya. Tingkat kecerahan layarnya pada 200 nits yang menggunakan panel
anti glare.
Untuk pembuangan
hawa panasnya berada di bagian belakang laptop, sehingga saat mouse digunakan
baik dari sisi kiri atau kanannya tidak mengganggu si pemakai oleh hembusan
hawa panasnya. Untuk menghirup udara dingin, Asus VivoBook Pro F570 ini
menempatkan cooling grill di bagian
atas keyboard. Posisi ini membantu masuknya udara dingin ke dalam laptop.
Hal ini
terbukti, saat digunakan full load (redering image 3D yang memaksa core prose
sorbe) bekerja pada kecepatan 100 %. Prosesor AMD Ryzen 5 bekerja pada suhu
yang terjaga di 60-65oC. pada kondisi ideal, suhu ini dapat ditekan
35-39oC.
Pstt ada
lagi yang membuat laptop ini nyaman untuk saya, yaitu saat menikmati konten
multimedia atau bekerja, Asus VivoBook Pro F570 menyematkan fitur teknologi
Asus Eye Care Technology yang bisa mengurangi pancaran sinar warna biru hingga
33 persen. Jadi mata ini serasa di manja-manja gimana gitu. Hi hi.
Asus
VivoBook Pro F570 dilengkapi dengan fingerprint sensor touchpad atau
sensor sidik jari yang telah di support oleh Windows Hello. Windows Hello ini
pun telah di preinstall windows asli dan seperti laptop ASUS lainnya sudah
dilengkapi dengan fingerprint
sehingga membuat login lebih cepat dan aman.
Windows
hello adalah fitur yang memudahkan penggunaannya untuk login ke dalam windows dengan
cukup menggunakan deteksi wajah dan sidik jari tanpa perlu mengetik password. Windows
hello dirilis bersamaan dengan peluncuran windows 10 pada 29 juli 2015 lalu.
Saat dicoba,
sensor mampu mendeteksi jari yang telah direkam secara responsif. Sebelum satu
detik, sensor telah mengenal sidik jari penggunanya dan langsung di kirim ke desktop
sistem operasi windows 10 Home 64-bit.
Hal yang
membuat saya tambah yakin dengan Asus VivoBook Pro F570 adalah, performanya telah teruji. Pengujiannya
dengan menggunakan berbagai software benchmark yang umum digunakan terhadap
prosesor maupun grafis. Nah untuk pengukuran prosesor dilakukan dalam 3 tahap
yaitu pengujian rendering 3D dengan software Cinebench R15 untuk mengukur
performa CPU, pengujian software GeeBench untuk mengukur performa prosesor secara
single core atau multicore dan pengujian PCMark 10 untuk mengukur performa
secara keseluruhan.
Sedangkan untuk
pengukuran grafis dilakukan dalam pengujian 3DMark Fire Strike untuk mengukur
performa grafis sintetik dan pengujian Unigine Heaven untuk mengukur simulasi
game
Hasil yang
didapat saat rendering 3D, performa
total Ryzen 5 mencapai 617 poin dengan single corenya pada poin 142. Hal ini
lebih cepat dibandingkan dengan prosesor intel Core i7 (generasi ketiga
IvyBridge).
Saat diukur
dengan Geekbenc, performa single corenya 3551 poin dan multi corenya 9706 poin.
Hal ini menunjukkan performanya melampaui intel Core i5 seri Broadwell (generasi
ke-5).
Secara lengkap spesifikasi teknis Asus Vivo Book
Pro F570 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Main Spec.
ASUS VivoBook Pro F570ZD
CPU
AMD Quad Core R5-2500U Processor, 2.0 GHz (2M Cache, up to 3.6
GHz)
Operating System
Windows 10 Home 64-bit
Memory
8GB DDR4 2400MHz SDRAM (onboard) with SO-DIMM socket up to 16GB
Storage
SATA 1TB 5400RPM 2.5′ HDD
Display
15.6” Full HD 1920x1080p 16:9,
Anti-glare, ultra slim 200nits with 45% NTSC
Graphics
Nvidia GeForce GTX 1050 with 4GB GDDR5 VRAM
Input/Output
1x Type-C USB3.1 port, 1x USB 3.1, 2x
USB 2.0, 1x audio combo jack, 1x HDMI, 1x MicroSD Card Reader, 1x RJ-45
LAN
Camera
HD Web Camera
Connectivity
Dual-band 802.11ac Wi-Fi, Bluetooth 4.2
Audio
ASUS SonicMaster stereo audio system
with surround-sound,
Array microphone with Cortana voice-recognition
support
Battery
3 -Cell 48 Wh Battery
Dimension
37.4 x 25.6 x 2.19 cm (WxDxH)
Weight
1.96 kg with battery
Colors
Reaper Black with Lightening Blue edges
Price
Start from Rp11.799.000
Warranty
2 tahun garansi global
Untuk pasar Indonesia, ASUS
VivoBook Pro F570 tersedia dalam dua pilihan prosesor yaitu Ryzen 7 dan Ryzen
5. Berikut detail spesifikasi yang ditawarkan.
Setelah VivoBook Pro F570, Asus bakal mengeluarkan
produk notebook seperti apa lagi ya? Yang pasti setiap Asus mengeluarkan produk
baru, soft launchingnya sering ditunggu oleh banyak blogger seperti saya. Vlogger
juga demikian.
Semua spesifikasi tersebut membuat lini Asus VivoBook Pro F570 ini sangat
unggul digunakan sebagai laptop sehari-hari yang multitasking dan multimedia .
Dengan melihat desain dan kualitas dalam kedua hal tersebut, Asus VivoBook
Pro F570 menonjolkan konsep mainstream dengan performa tinggi yang dihadirkan
oleh pemakai setianya, mompreneur seperti saya. Perpaduan keduannya membuat
saya yakin untuk
Perpustakaan
Unsyiah Melebihi Ekspektasi, Ini Faktanya
Posted by
ana_susan, Marc 9, 2019, 5:39 AM, Blog
Competition
doc : http://modernislamnews.blogspot.com
“Sejenak aku
menggulirkan ujung jari telunjuk di atas adroidku. Seperti biasa, untuk mengisi
ruang menulisku, aku mengasahnya dengan berbagai perlombaan. Salah satunya
ngeblog. Saat aku mencari informasi lomba blog di salah satu akun Instagram,
aku menemukan kompetisi blog yang diadakan oleh Perpustakaan Unsyiah. Masih setengah
percaya sih. Aku mulai penasaran. Apakah ini benar yang diadakan oleh
Perpustakaan Unsyiah?...Hmm. Dengan rasa kepo tingkat dewa kubukalah akun
tersebut. Dan taraaa….ternyata benar”.
Memori
Perpustakaan Unsyiah Dulu
Otakku seakan dipaksa untuk berpikir dengan
mengingat-ingat keadaan Perpustakaan Unsyiah (Universitas Syiah Kuala) zaman
aku kuliah dulu.Sebuah perpustakaan
yang sangat sederhana dengan rak-rak yang dipenuhi buku. Saat memasuki ruangan
perpustakaan aku harus melalui lobi (tempat menunggu). Fungsinya untuk
menghindari antrian yang panjang saat memasuki ruang pustaka.
Seperti layaknya perpustakaan pada umumnya suasana
dalam keadaan hening (tidak boleh berisik) dan bete pastinya. Karena harus
menunda makan atau ngemil yang tidak diperbolehkan bawa masuk ke dalam.
Sementara perut sudah keroncongan serta literatur tugas-tugas kuliahan menunggu
di depan mata. Tak jarang banyak mahasiswa yang mengalami sakit yang sama seperti
aku saat itu. Yaitu magh.
Di bagian lantai satu terdapat buku-buku umum,
di lantai dua bagian buku kuliahan, sedangkan di lantai tiga buku-buku majalah
dan jurnal. Dalam meminjam buku dibatasi hanya 3 buku. Buku yang dipinjamkan
harus dikembalikan pada tanggal yang telah ditetapkan. Jika melewati tanggal
maka akan dikenai denda dengan membayar uang cash.
Jika waktu sholat tiba, aku menggunakan ruang
sholat yang menyatu antara laki-laki dan perempuan di lantai satu dekat kamar
mandi. Ruang sholat dan kamar mandi berada di luar pintu masuk pustaka Unsyiah.
Jadwal peminjaman dan pengembalian buku saat
itu dimulai dari jam 8.00 sampai jam 5.00 sore. Itu pun kadang hanya sedikit
waktu yang bisa kupakai untuk ke perpustakaan. Selebihnya aku harus kuliah.
Jarak tempat kuliahku dengan perpustakaan juga lumayan jauh. Kadang malas untuk
bolak-balik setelah selesai jam kuliah. Jadi mau tidak mau, aku ke sana saat
jam kuliahku sedikit.
Untuk kebutuhan bahan kuliah, kadang aku harus
fotokopi. Apalagi jika buku yang kubutuhkan tidak boleh untuk dipinjam.
Untungnya di sana disediakan mesin fotokopi. Dan harganya lebih mahal
dibandingkan fotokopi di tempat lain. Mungkin ini wajar, untuk menyisihkan income dari perpustakaan Unsyiah
tersebut saat itu.
Tidak itu saja, Perpustakaan Unsyiah juga
menyedikan tempat bagi berbagai universitas untuk melaksanakan workshop.
Jurusanku Kimia saat itu sering mengadakan acara tersebut. Lumayan berkesan deh
pokoknya, karena lebih bersih dan rapi.
Buku-buku yang disediakan saat itu juga
lumayan lengkap. Jadi aku tidak perlu capek-capek harus ke perpustakaan lain.
Dari semua uraian yang kusampaikan membuat
masa-masa sibuk dulu sangatlah berkesan. Beruntung, karena bahan-bahan yang
kucari lengkap tersedia di dalamnnya. Meskipun aku harus bercapek-capek dan
menahan lapar guna menuntaskan tugas yang ada. Namun semua terjawab dengan
sebuah hasil yang sangat didambakan kedua orangtua siapa saja. Yaitu wisuda.
Perpustakaanku
Hijrah Ke Tempat Lain
Dengan bermodal beasiswa yang ada, aku
menjejaki Bogor guna melanjutkan studiku. Belajar, mencari tau, meneliti adalah
kesukaanku. Hal ini membutuhkan buku yang tidak sedikit. Baik itu dalam Bahasa
Indonesia maupun Bahasa Inggris. Semuanya terus menemani hari-hariku. Masih
dalam situasi yang sama dengan perpustakaan Unsyiah. Alhamdulillah aku telah
melewati semua perjuangan dalam mencari buku. Meski harus mengorbankan si
sulung yang baru berusia 6 bulan di buaian sang ayah, tidak menyulutkan
semangatku untuk terus mencari ilmu. Aku bergantian dengan suami dalam
pengasuhannya.
Perpustakaan
Unsyiah Sekarang
“Dengan
perasaan terkejut plus kagum. Sepertinya hampir tidak percaya, kalau
berita-berita yang dilayangkan di media sosial tentang UPT Perpustakaan
Unsyiah. Mulai dari gedungnya, kemudian kegiatan yang ada di dalamnya, sampai
dikenal di Asia Tenggara bahkan terakreditasi A”
Waaah, sebuah prestasi yang sangat mumpuni.
Aku yang ketinggalan informasi dengan semua yang telah diberitakan. Malah baru
tau sekarang setelah mengikuti kompetisi blog “Unsyiah Library Fiesta 2019”.
Betapa malunya diri ini. Baru tersadar
sekarang, bahwa Perpustakaan yang berasal dari daerah kelahiranku punya
prestasi yang cemerlang. Maafkan aku yang telah melupakan jasamu. Bukan aku
tidak perduli, tapi karena aku telah lama tidak pulang ke kampung halaman sejak
2007 hingga 2016. Aku juga jarang up date statusmu. Namun ternyata engkau telah
berkembang mengukir prestasi yang banyak.
Banyak perubahan yang telah terjadi padamu.
Mulai dari pintu masuk perpustakaan hingga interior
yang ada di dalamnya. Dulu pada bagian informasi corner terdapat mesin fotokopi dan tempat menjual alat tulis.
Kemudian tidak ada tiang pembatas. Saat memasuki ruangan harus melewati pintu
sensor. Fungsinya menghindari buku yang belum terdeteksi oleh komputer. Tas
juga tidak diizinkan membawa ke dalam pustaka.
Universitasmerupakan tempat para mahasiswa mendapatkan banyak hal dan merupakan
tempat yang sempurna untuk merangsang dan menumbuhkan minat baca. Oleh sebab
itu adalah penting bagi universitas memiliki sebuah perpustakaan. Namun
ternyata, membangun perpustakaan bukan suatu hal yang mudah.
Ada beberapa ciri dan karakter yang harus
dimiliki agar perpustakaan tersebut layak atau ideal. Ciri-cirinya antara lain up to date, rapi, bersih, nyaman dan sejuk
serta memiliki fasilitas lengkap. Sedangkan karakteristiknya adalah
memiliki struktur lembaga yang kuat,
desain ruang yang menarik, koleksi buku variatif, peningkatan kualitas dan
kuantitas pustakawan serta memiliki layanan yang berkualitas.
Ciri dan karakter tersebut di
atas ternyata dipenuhi semuanya oleh UPT Perpustakaan Unsyiah. Perpustakaan Unsyiah diawali
dengan hanya menggunakan
gedung fakultas Ekonomi sebagai fasilitasnya (1970) bertahap menjadi Perpustakaan
berstatus sebagai Unit Pelayanan Teknis (UPT) pada tahun 1980 sampai berubah menjadi Perpustakaan
memiliki gedung sendiri yang didirikan berdampingan dengan Kantor Pusat
Administrasi (KPA) Unsyiah
(1994). Sejak April 1994, dengan Surat Keputusan Rektor No. 060 tahun
1994, pendayagunaan UPT Perpustakaan Unsyiah ditingkatkan, yaitu dengan
menyatukan semua perpustakaan yang ada di lingkungan Unsyiah di dalam satu
wadah UPT Perpustakaan.
Demikian rasa bangga yang membuncah, seolah
aku iri dengan keadaannya sekarang.
“Iri karena aku
tidak di sana menikmati kelebihan perpustakaan Unsyiah yang
sekarang. Bahkan salah satu negara Asia Tenggara kagum dengan
keberadaan Perpustakaan Unsyiah tersebut”.
Kelengkapan fasilitas dari sebuah universitas memang menjadi daya
tarik sendiri untuk menjadi bahan pertimbangan kita. Bagi
Unsyiah sendiri, sebagai universitas yang telah eksisselama
kurang lebih 55 tahun, pastinya telah dan terus mengupayakan
fasilitas-fasilitas terbaik untuk mahasiswanya. Salah satu fasilitas yang terus
diperbaiki kualitasnya adalah perpustakaan.
Dan memang faktanya, kualitas yang dimiliki Perpustakaan Unsyiah
melebihi ekspektasi tanpa aku sadari. Fakta-fakta tersebut adalah:
1. Pembayaran
Denda Melalui Aplikasi smartphone
Perpustakaan Unsyiah sekarang
merupakan perwujudan dari digital library.
Yaitu menggunakan barcode pada KTM di pintu
masuk, meminjam dan mengembalikan buku secara otomatis, memperpanjang masa
peminjaman melalui aplikasi pada smartphone, hingga
denda yang dibayarkan melalui kartu debit.
Sejak digunakan aplikasi UILIS Mobile App sebagaisebuah mesin
pencarian yang memudahkan mahasiswa untuk menemukan buku apa saja yang hendak
dicarinya. Perpustakaan Unsyiah seolah berada di genggaman para mahasiswa. Hal
tersebut juga bisa mengurangi jumlah antrian.
Sejak tanggal 24 November 2016. Aplikasi ini sudah di
unduh oleh pengguna IOS (Indonesian One Search). Tidak hanya itu saja, di UILIS Mobile ini sudah
tersedia fitur baru. Yaitu bisa memperpanjang masa peminjaman buku selama 2
minggu. Hal ini sangat memudahkan karena tidak perlu harus ke pustaka.
Saat ini, Perpustakaan Unsyiah memiliki koleksi sebanyak 75.114
judul atau 136.925 eksemplar. Koleksi tersebut tersebar dalam berbagai jenis,
meliputi buku teks, terbitan berkala (jurnal), laporan akhir, skripsi, tesis,
disertasi, majalah, buku referensi, laporan penelitian, CD-ROM dan dokumentasi.
Koleksi pada perpustakaan juga tidak hanya terbatas pada koleksi tercetak saja,
namun perpustakaan juga telah melanggan e-book dan e-journal pada beberapa
penerbit internasional.
3. Baca Buku Sambil Ngopi
Dulu, kalau ngantuk ya tidur aja pas di perpustakaan.
Apalagi kalau tidak ada minuman buat penyemangat diri seperti di rumah. Nah,
untuk menghindari ngantuk pasti kebanyakan orang-orang mencari minuman kopi.
Tujuannya supaya mata tetap terbuka lebar dan buku pun tuntas terbaca.
Di UPT Perpustakaan Unsyiah sekarang telah menyediakan
wadah yang bernama” Libri Cafe”. Cafe ini menyediakan kopi bagi pengunjung
perustakaan. Ide ini muncul dari pimpinan Universitas Syiah Kuala yang
melatarbelakangi mahasiswa agar tidak membuang waktunya dengan duduk di warung
kopi. Tapi memanfaatkan baca buku dan mengerjakan tugas sambil minum kopi.
Libri Cafe ini sesuai dengan fungsi dari keberadaan
Perpustakaan Unsyiah itu sendiri. Yaitu rekreasi, sesuai dengan lifestyle mahasiswa yang hobi nongkrong
di cafe-cafe.
Selain itu juga, Libri Cafe mendatangkan manfaat
berupa dana tambahan bagi pustaka Unsyiah. Tujuannya agar pustaka Unsyiah lebih
mandiri dari sisi pembiayaan. Hadirnya Limbri Cofe ini menjadi gebrakan baru
bagi perpustakaan Aceh ainnya.
Selain menyediakan tempat pembelian minuman, UPT
Perpustakaan Unsyiah juga menyediakan tempat pembelian makanan. Jadi ndak
bakalan perut kita keroncongan.
Buat pendatang yang mengunjungi pustaka Unsyiah,
mereka juga bisa menikmati cendera mata yang disediakan khusus agar bisa dibawa
pulang sebagai oleh-oleh.
Semua fasilitas tersebut juga sebagai tambahan dana
bagi perpustakaan Unsyiah seperti halnya dengan Libri Cofe.
4. Tersedianya Sarana Olahraga
Selain
menyediakan fasilitas belajar mengajar, UPT. Perpustakaan kini juga menyediakan
fasilitas olahraga. Fasilitas olahraga berupa tenis meja yang berada di lantai
satu gedung perpustakaan ini dapat digunakan oleh seluruh pengunjung
perpustakaan. Hanya dengan melapor ke bagian sirkulasi, pengunjung sudah dapat
menggunakan fasilitas tersebut.
Dulu untuk peminjaman buku ada minimalnya. Yakni
sebanyak 3 buku. Beruntungnya sekarang boleh meminjam 7 buah buku. Wah
enaknyaaa. Jadi Bisa borong banyak buku buat dibawa ke rumah. Hi Hi Hi.
6. Tempat
Sholat Khusus Wanita
Sesuai dengan perintah agama Islam, laki-laki
diwajibkan sholat berjamaah di masjid, sedangkan wanita di rumah. Demikian
halnya di Aceh. Dan ini juga berlaku di perpustakaan Unsyiah, dimana tempat
sholat hanya diperuntukkan bagi kaum hawa. Sedangkan kaum adam wajib sholat di
masjid. Duhhh makinn cinta aja ama Aceh.
Kalau dulu Perpustakaan Unsyiah dibatasi
pelayanan dari pagi hingga sore, sekarang tidak lagi. Durasi pelayanannya
semakin bertambah hingga pukul 23.00 malam. Waah pasti seru tuh. Bisa
memanfaatkan waktu yang ada juga menghibur diri bagi pencinta buku.
Dangan bergerak perlahan tapi pasti, untuk
tahun 2019 ini, UPT Perpustakaan Unsyiah mengusung tema blog yang “Beyond Exspectation”. Konon katanya
sesuai dengan keadaan perpustakaan tersebut saat ini. Untuk itulah, bagi aku
pribadi, berharap dulunya perpustakaan itu memudahkan bagi peminjam, tidak
membosankan berlama-lama di dalamnya dan bisa menjadi ajang mencari kegiatan
sampingan. Dan ternyata semua itu jauh melebihi ekspektasi yang telah UPT
Perpustakaan Unsyiah lakukan sekarang.
Atas ketujuh fakta tersebut, menjadikan UPT
Perpustakaan Unsyiah dilirik oleh negara Asia Tenggara bahkan dunia.
Perpustakaan Unsyiah sangat dikagumi oleh negara di Asia Tenggara
Pada tanggal 24/5/2017 lalu, Profesor Thailand
(Surin Maisrikrod) mengunjungi
perpustakaan Unsyiah di sela-sela kegiatan Indonesia-Malaysia-Thailand Growth
Triagle University Network (IMT-GT UNINET) di gedung AAC Dayan Dawood Banda
Aceh. Kunjungan ini membuat dia terkagum-kagum karena pengunjung perpustakaan
di Thailand tidak seramai di UPT Unsyiah. Yakni sekitar 411 ribu orang dengan
target peminjaman buku mencapai 100 ribudalam setahun.
Hal inilah sesuai dengan visi dari UPT Perpustakaan Unsyiah itu
sendiri yaitu : Menjadi
Pusat Informasi Ilmiah Terkemuka Dan Berdaya Saing Di Asia Tenggara pada tahun 2008.
Perpustakaan
Unsyiah Telah Mampu Menjadi Library 4.0 pada Zaman Revolusi Industri 4.0
Pada era revolusi industry 4.0 ini, kita di
tuntut sigap dalam hal teknologi. Demikian juga pada sebuah perpustakaan dalam
sebuah universitas. Artinya perpustakaan yang ada tidak hanya berfokus pada
koleksi buku saja, akan tetapi membangun teknologi perpustakaan sekaligus
menjadikan pelnggan sebagai asset dari perpustakaan itu sendiri.
Artinya, custumer
perpustakaan tidak hanya menjadi end
customer, akan tetapi juga ikut dalam operasional perpustakaan untuk
memajukan perpustakaan. Salah satunya dengn membangun OER (Open Educational
Resources).
Bapak Supadi, S.Sos, M.Si, kepala UPT
Perpustakaan Mulawarman dalam workshop yang diadakan di Banda Aceh (19
/11/2018), mengatakan bahwa Dr. Taufiq Abdul Gani M.Eng, Sc,
Kepala UPT Perpustakaan Unsyiah telah
berhasil menjadikan UPT Unsyiah sebagai salah satu kiblatnya perpustakaan
Universitas yang ada di Indonesia. Workshop yang bertujuan untuk memberi
motivasi terhadap perpustakaan yang belum terdigitalisasi tersebut, dihadiri
oleh 50 peserta yang berasal dari perpustakaan universitas beberapa daerah
lain. Seperti Samarinda, Tenggarong dan Balikpapan.
ah, ternyata UPT Perpustakaan Unsyiah telah
melakukannya sejak 2014. Hal ini disebabkan di perpustakaan tersebut telah
memiliki aplikasi yang sudah user
generated contents dengan memanfaatkan: data mining, Empowering people
melalui program relax and easy, Librisyana dan Makerspace.
Data mining
Data mining adalah proses menenmukan
pengetahuan penting dari kumpulan besar data yang telah disimpan dalam database
(Han et al, 2012).
Setiap perpustakaan memiliki data transaksi
peminjaman buku. Kebanyakan perpustakaan telah memiliki penyimpanan data
penyimpanan buku (database) yang sederhana maupun yang besar. Untuk mendapatkan
informasi dari data yang besar, diperlukan analisadengan cara khusus yakni
menggunakan tehnik data mining (Supardi, Ratnawati, dan Mahmudi, 2014)
Empowering people melalui
program relax and easy
Relax
and Easy merupakan kegiatan mingguan
yang mewadahi kreatifitas seni mahasiswa. Kegiatan ini diselenggarakan setiap
hari Rabu siang oleh Pustaka Unsyiah yang bekerjasama dengan BEM Unsyiah.
Dilihat dari kacamata saya, saya jarang sekali melihat ada sebuah perpustakaan
yang memotori kegiatan untuk meningkatkan kreatifitas mahasiswa dalam bidang
seni. Banyak kegiatan kreatifitas mahasiswa yang ditampilkan, seperti
penampilan musik akustik, pertunjukan sulap, teatrikal, talkshow, dan lainnya.
Librisyana
Yaitu sebuah majalah yang berisi informasi
terbaru seputar kegiatan perpustakaan Unsyiah dengan online full text dan full
acess.
Makerspace
Perpustakaan
Unsyiah tidak hanya menjadi tempat untuk membaca, belajar atau meminjam buku
saja, tapi juga dijadikan makerspace oleh
mahasiswa. Makerspace merupakan tempat
para maker untuk menuangkan ide dan mengembangkan produk
yang memiliki fasilitas memadai. Hal ini terlihat dari seringnya para mahasiswa
melakukan aktifitas lain diluar konteks belajar, seperti merajut, membuat
maket, membuat video kreatif, atau kreativitas lainnya di perpustakaan.
Jadi tidaklah
heran jika di sana juga di adakan 9 jenis lomba atau lebih dikenal dengan “Unsyiah Library Fiesta (ULF)”. Acara ini
merupakan acara besar tahunan UPT yang diadakan pada bulan maret. Diantaranya
shelving contest, fotografi, vlog, resensi, membaca cepat, mendongeng, akustik,
musikalisasi puisi dan blog.
DIsamping itu, pemilihan Duta Baca merupakan kegiatan tahunan yang
dilaksanakan oleh UPT. Perpustakaan Universitas Syiah Kuala dan menjadi program
rutin UKM Literasi Informasi (Litfor) setiap tahunnya, yang bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran akan pentingnya membaca buku terhadap semua orang
terutama dikalangan mahasiswa Universitas Syiah Kuala.
Expo dan bazarjuga tidak ketinggalan dalam menghiasi
acara puncak penutupan kegiatan ULF yang biasa dikemas dengan tema “Bullets Over Unsyiah
Library Fiesta 2019”.
Kekaguman Mahasiswa Malaysia Terhadap Perpustakaan Unsyiah
Beberapa siswa yang berasal dari Malaysia kagum saat berkunjung study tour dan melihat perpustakaan
Unsyiah secara langsung. Mereka tertarik dengan aktivitas dan sistem pelayanan
terutama pada sistem peminjaman mandiri yang memudahkan dalam meminjam buku.
Secara geografi
masyarakat, pengunjung laman unsyiah.ac.id ternyata tidak hanya berasal dari
Indonesia melainkan juga United States, United Kingdom,
Netherlands dan Singapore. Meskipun demikian,
masyarakat Indonesia mendominasi kunjungan sebesar 84,7 persen sedangkan United
States sebesar 3,3 persen, United Kingdom sebesar 2,6 persen, Netherlands
sebesar 2,5 persen dan Singapore sebesar 1,5 persen.
Sedangkan secara demografi
masyarakat, berdasarkan gender pengunjung laman unsyiah.ac.id didominasi
oleh kaum laki-laki. Berdasarkan status pendidikan maka mereka yang duduk di
bangku kuliah merupakan pengunjung yang setia. Adapun berdasarkan lokasi
browsing maka kebanyakan para pengunjung mengakses laman unsyiah.ac.id di
rumah dibandingkan di tempat kerja.
Atas data tersebut dan usaha yang
telah dilakukan oleh pimpinan UPT Perpustakaan Unsyiah inilah, maka pada tahun
2008, Perpustakaan Unsyiah mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2008 sebagai
perpustakaan dengan pelayanan terbaik. Tak hanya itu saja, pada tahun 2013,
Pustaka Unsyiah dinobatkan sebagai perpustakaan berakreditasi A oleh lembaga
Perpustakaan Nasional RI.
doc: http://library.unsyiah.ac.id/page/32/
Bagiku, disanalah aku menaruh harapan untuk
anak dan cucuku. Jika sekarang aku tidak bisa menikmati segala fasilitas dan
kegiatan yang ada di sana. Maka aku sangat berharap semoga anak dan cucuku bisa
menikmatinya. Kelak mereka akan lebih mendapatkan wawasan yang luas dari
buku-buku yang dilahapnya, tidak merasa bosan untuk berlama-lama di sana juga
bisa memberikan kontribusi kebaikan untuk ikut berkreasi dalam menuntut ilmu.
Hakekatnya, manusia hidup di dunia adalah untuk menyebarkan kebaikan pada sesama.
Karena di situlah kebahagian yang hakiki.
Bagi kalian yang brdomisili di Aceh, bisa
langsung kepoin alamatnya di Jl. T.Nyak Arief Kampus Unsyiah, DarussalamBanda Aceh, Atau telp. : 0651-7428616 email : helpdesk.lib[at]unsyiah.ac.id.
Supardi,
Ratnawati, D. E., & Mahmudy, W. F. (2014). Pengenalan pola transaksi
sirkulasi buku pada database perpustakaan menggunakan algoritma genelized
sequential pattern. Jurnal Mahasiswa
PTIIK Universitas Brawijaya, 4(11), 1-8.