Perpustakaan
Unsyiah Melebihi Ekspektasi, Ini Faktanya
Posted by
ana_susan, Marc 9, 2019, 5:39 AM, Blog
Competition
doc : http://modernislamnews.blogspot.com
“Sejenak aku
menggulirkan ujung jari telunjuk di atas adroidku. Seperti biasa, untuk mengisi
ruang menulisku, aku mengasahnya dengan berbagai perlombaan. Salah satunya
ngeblog. Saat aku mencari informasi lomba blog di salah satu akun Instagram,
aku menemukan kompetisi blog yang diadakan oleh Perpustakaan Unsyiah. Masih setengah
percaya sih. Aku mulai penasaran. Apakah ini benar yang diadakan oleh
Perpustakaan Unsyiah?...Hmm. Dengan rasa kepo tingkat dewa kubukalah akun
tersebut. Dan taraaa….ternyata benar”.
Memori
Perpustakaan Unsyiah Dulu
Otakku seakan dipaksa untuk berpikir dengan
mengingat-ingat keadaan Perpustakaan Unsyiah (Universitas Syiah Kuala) zaman
aku kuliah dulu. Sebuah perpustakaan
yang sangat sederhana dengan rak-rak yang dipenuhi buku. Saat memasuki ruangan
perpustakaan aku harus melalui lobi (tempat menunggu). Fungsinya untuk
menghindari antrian yang panjang saat memasuki ruang pustaka.
Seperti layaknya perpustakaan pada umumnya suasana
dalam keadaan hening (tidak boleh berisik) dan bete pastinya. Karena harus
menunda makan atau ngemil yang tidak diperbolehkan bawa masuk ke dalam.
Sementara perut sudah keroncongan serta literatur tugas-tugas kuliahan menunggu
di depan mata. Tak jarang banyak mahasiswa yang mengalami sakit yang sama seperti
aku saat itu. Yaitu magh.
Di bagian lantai satu terdapat buku-buku umum,
di lantai dua bagian buku kuliahan, sedangkan di lantai tiga buku-buku majalah
dan jurnal. Dalam meminjam buku dibatasi hanya 3 buku. Buku yang dipinjamkan
harus dikembalikan pada tanggal yang telah ditetapkan. Jika melewati tanggal
maka akan dikenai denda dengan membayar uang cash.
Jika waktu sholat tiba, aku menggunakan ruang
sholat yang menyatu antara laki-laki dan perempuan di lantai satu dekat kamar
mandi. Ruang sholat dan kamar mandi berada di luar pintu masuk pustaka Unsyiah.
Jadwal peminjaman dan pengembalian buku saat
itu dimulai dari jam 8.00 sampai jam 5.00 sore. Itu pun kadang hanya sedikit
waktu yang bisa kupakai untuk ke perpustakaan. Selebihnya aku harus kuliah.
Jarak tempat kuliahku dengan perpustakaan juga lumayan jauh. Kadang malas untuk
bolak-balik setelah selesai jam kuliah. Jadi mau tidak mau, aku ke sana saat
jam kuliahku sedikit.
Untuk kebutuhan bahan kuliah, kadang aku harus
fotokopi. Apalagi jika buku yang kubutuhkan tidak boleh untuk dipinjam.
Untungnya di sana disediakan mesin fotokopi. Dan harganya lebih mahal
dibandingkan fotokopi di tempat lain. Mungkin ini wajar, untuk menyisihkan income dari perpustakaan Unsyiah
tersebut saat itu.
Tidak itu saja, Perpustakaan Unsyiah juga
menyedikan tempat bagi berbagai universitas untuk melaksanakan workshop.
Jurusanku Kimia saat itu sering mengadakan acara tersebut. Lumayan berkesan deh
pokoknya, karena lebih bersih dan rapi.
Buku-buku yang disediakan saat itu juga
lumayan lengkap. Jadi aku tidak perlu capek-capek harus ke perpustakaan lain.
Dari semua uraian yang kusampaikan membuat
masa-masa sibuk dulu sangatlah berkesan. Beruntung, karena bahan-bahan yang
kucari lengkap tersedia di dalamnnya. Meskipun aku harus bercapek-capek dan
menahan lapar guna menuntaskan tugas yang ada. Namun semua terjawab dengan
sebuah hasil yang sangat didambakan kedua orangtua siapa saja. Yaitu wisuda.
Perpustakaanku
Hijrah Ke Tempat Lain
Dengan bermodal beasiswa yang ada, aku
menjejaki Bogor guna melanjutkan studiku. Belajar, mencari tau, meneliti adalah
kesukaanku. Hal ini membutuhkan buku yang tidak sedikit. Baik itu dalam Bahasa
Indonesia maupun Bahasa Inggris. Semuanya terus menemani hari-hariku. Masih
dalam situasi yang sama dengan perpustakaan Unsyiah. Alhamdulillah aku telah
melewati semua perjuangan dalam mencari buku. Meski harus mengorbankan si
sulung yang baru berusia 6 bulan di buaian sang ayah, tidak menyulutkan
semangatku untuk terus mencari ilmu. Aku bergantian dengan suami dalam
pengasuhannya.
Perpustakaan
Unsyiah Sekarang
“Dengan
perasaan terkejut plus kagum. Sepertinya hampir tidak percaya, kalau
berita-berita yang dilayangkan di media sosial tentang UPT Perpustakaan
Unsyiah. Mulai dari gedungnya, kemudian kegiatan yang ada di dalamnya, sampai
dikenal di Asia Tenggara bahkan terakreditasi A”
Waaah, sebuah prestasi yang sangat mumpuni.
Aku yang ketinggalan informasi dengan semua yang telah diberitakan. Malah baru
tau sekarang setelah mengikuti kompetisi blog “Unsyiah Library Fiesta 2019”.
Betapa malunya diri ini. Baru tersadar
sekarang, bahwa Perpustakaan yang berasal dari daerah kelahiranku punya
prestasi yang cemerlang. Maafkan aku yang telah melupakan jasamu. Bukan aku
tidak perduli, tapi karena aku telah lama tidak pulang ke kampung halaman sejak
2007 hingga 2016. Aku juga jarang up date statusmu. Namun ternyata engkau telah
berkembang mengukir prestasi yang banyak.
Banyak perubahan yang telah terjadi padamu.
Mulai dari pintu masuk perpustakaan hingga interior
yang ada di dalamnya. Dulu pada bagian informasi corner terdapat mesin fotokopi dan tempat menjual alat tulis.
Kemudian tidak ada tiang pembatas. Saat memasuki ruangan harus melewati pintu
sensor. Fungsinya menghindari buku yang belum terdeteksi oleh komputer. Tas
juga tidak diizinkan membawa ke dalam pustaka.
Universitas
merupakan tempat para mahasiswa mendapatkan banyak hal dan merupakan
tempat yang sempurna untuk merangsang dan menumbuhkan minat baca. Oleh sebab
itu adalah penting bagi universitas memiliki sebuah perpustakaan. Namun
ternyata, membangun perpustakaan bukan suatu hal yang mudah.
Ada beberapa ciri dan karakter yang harus
dimiliki agar perpustakaan tersebut layak atau ideal. Ciri-cirinya antara lain up to date, rapi, bersih, nyaman dan sejuk
serta memiliki fasilitas lengkap. Sedangkan karakteristiknya adalah
memiliki struktur lembaga yang kuat,
desain ruang yang menarik, koleksi buku variatif, peningkatan kualitas dan
kuantitas pustakawan serta memiliki layanan yang berkualitas.
Ciri dan karakter tersebut di
atas ternyata dipenuhi semuanya oleh UPT Perpustakaan Unsyiah. Perpustakaan Unsyiah diawali
dengan hanya menggunakan
gedung fakultas Ekonomi sebagai fasilitasnya (1970) bertahap menjadi Perpustakaan
berstatus sebagai Unit Pelayanan Teknis (UPT) pada tahun 1980 sampai berubah menjadi Perpustakaan
memiliki gedung sendiri yang didirikan berdampingan dengan Kantor Pusat
Administrasi (KPA) Unsyiah
(1994). Sejak April 1994, dengan Surat Keputusan Rektor No. 060 tahun
1994, pendayagunaan UPT Perpustakaan Unsyiah ditingkatkan, yaitu dengan
menyatukan semua perpustakaan yang ada di lingkungan Unsyiah di dalam satu
wadah UPT Perpustakaan.
Demikian rasa bangga yang membuncah, seolah
aku iri dengan keadaannya sekarang.
“Iri karena aku
tidak di sana menikmati kelebihan perpustakaan Unsyiah yang
sekarang. Bahkan salah satu negara Asia Tenggara kagum dengan
keberadaan Perpustakaan Unsyiah tersebut”.
Kelengkapan fasilitas dari sebuah universitas memang menjadi daya
tarik sendiri untuk menjadi bahan pertimbangan kita. Bagi
Unsyiah sendiri, sebagai universitas yang telah eksis selama
kurang lebih 55 tahun, pastinya telah dan terus mengupayakan
fasilitas-fasilitas terbaik untuk mahasiswanya. Salah satu fasilitas yang terus
diperbaiki kualitasnya adalah perpustakaan.
Dan memang faktanya, kualitas yang dimiliki Perpustakaan Unsyiah
melebihi ekspektasi tanpa aku sadari. Fakta-fakta tersebut adalah:
1. Pembayaran
Denda Melalui Aplikasi smartphone
Perpustakaan Unsyiah sekarang
merupakan perwujudan dari digital library.
Yaitu menggunakan barcode pada KTM di pintu
masuk, meminjam dan mengembalikan buku secara otomatis, memperpanjang masa
peminjaman melalui aplikasi pada smartphone, hingga
denda yang dibayarkan melalui kartu debit.
2. Pustaka
Unsyiah Berada Di Genggaman
Sejak digunakan aplikasi UILIS Mobile App sebagai sebuah mesin
pencarian yang memudahkan mahasiswa untuk menemukan buku apa saja yang hendak
dicarinya. Perpustakaan Unsyiah seolah berada di genggaman para mahasiswa. Hal
tersebut juga bisa mengurangi jumlah antrian.
Sejak tanggal 24 November 2016. Aplikasi ini sudah di
unduh oleh pengguna IOS (Indonesian One Search). Tidak hanya itu saja, di UILIS Mobile ini sudah
tersedia fitur baru. Yaitu bisa memperpanjang masa peminjaman buku selama 2
minggu. Hal ini sangat memudahkan karena tidak perlu harus ke pustaka.
Saat ini, Perpustakaan Unsyiah memiliki koleksi sebanyak 75.114
judul atau 136.925 eksemplar. Koleksi tersebut tersebar dalam berbagai jenis,
meliputi buku teks, terbitan berkala (jurnal), laporan akhir, skripsi, tesis,
disertasi, majalah, buku referensi, laporan penelitian, CD-ROM dan dokumentasi.
Koleksi pada perpustakaan juga tidak hanya terbatas pada koleksi tercetak saja,
namun perpustakaan juga telah melanggan e-book dan e-journal pada beberapa
penerbit internasional.
3. Baca Buku Sambil Ngopi
Dulu, kalau ngantuk ya tidur aja pas di perpustakaan.
Apalagi kalau tidak ada minuman buat penyemangat diri seperti di rumah. Nah,
untuk menghindari ngantuk pasti kebanyakan orang-orang mencari minuman kopi.
Tujuannya supaya mata tetap terbuka lebar dan buku pun tuntas terbaca.
Di UPT Perpustakaan Unsyiah sekarang telah menyediakan
wadah yang bernama” Libri Cafe”. Cafe ini menyediakan kopi bagi pengunjung
perustakaan. Ide ini muncul dari pimpinan Universitas Syiah Kuala yang
melatarbelakangi mahasiswa agar tidak membuang waktunya dengan duduk di warung
kopi. Tapi memanfaatkan baca buku dan mengerjakan tugas sambil minum kopi.
Libri Cafe ini sesuai dengan fungsi dari keberadaan
Perpustakaan Unsyiah itu sendiri. Yaitu rekreasi, sesuai dengan lifestyle mahasiswa yang hobi nongkrong
di cafe-cafe.
Selain itu juga, Libri Cafe mendatangkan manfaat
berupa dana tambahan bagi pustaka Unsyiah. Tujuannya agar pustaka Unsyiah lebih
mandiri dari sisi pembiayaan. Hadirnya Limbri Cofe ini menjadi gebrakan baru
bagi perpustakaan Aceh ainnya.
Selain menyediakan tempat pembelian minuman, UPT
Perpustakaan Unsyiah juga menyediakan tempat pembelian makanan. Jadi ndak
bakalan perut kita keroncongan.
Buat pendatang yang mengunjungi pustaka Unsyiah,
mereka juga bisa menikmati cendera mata yang disediakan khusus agar bisa dibawa
pulang sebagai oleh-oleh.
Semua fasilitas tersebut juga sebagai tambahan dana
bagi perpustakaan Unsyiah seperti halnya dengan Libri Cofe.
4. Tersedianya Sarana Olahraga
Selain
menyediakan fasilitas belajar mengajar, UPT. Perpustakaan kini juga menyediakan
fasilitas olahraga. Fasilitas olahraga berupa tenis meja yang berada di lantai
satu gedung perpustakaan ini dapat digunakan oleh seluruh pengunjung
perpustakaan. Hanya dengan melapor ke bagian sirkulasi, pengunjung sudah dapat
menggunakan fasilitas tersebut.
Doc:
http://library.unsyiah.ac.id/upt-perpustakaan-unsyiah-sediakan-ruangan-tenis-meja-bagi-pengunjung/
5. Peminjaman Buku Hingga 7
Dulu untuk peminjaman buku ada minimalnya. Yakni
sebanyak 3 buku. Beruntungnya sekarang boleh meminjam 7 buah buku. Wah
enaknyaaa. Jadi Bisa borong banyak buku buat dibawa ke rumah. Hi Hi Hi.
6. Tempat
Sholat Khusus Wanita
Sesuai dengan perintah agama Islam, laki-laki
diwajibkan sholat berjamaah di masjid, sedangkan wanita di rumah. Demikian
halnya di Aceh. Dan ini juga berlaku di perpustakaan Unsyiah, dimana tempat
sholat hanya diperuntukkan bagi kaum hawa. Sedangkan kaum adam wajib sholat di
masjid. Duhhh makinn cinta aja ama Aceh.
7. Durasi
Pelayanan Perpustakaan Lebih Lama
Kalau dulu Perpustakaan Unsyiah dibatasi
pelayanan dari pagi hingga sore, sekarang tidak lagi. Durasi pelayanannya
semakin bertambah hingga pukul 23.00 malam. Waah pasti seru tuh. Bisa
memanfaatkan waktu yang ada juga menghibur diri bagi pencinta buku.
doc: http://www.instagimg.com/user/upt_perpustakaan_unsyiah/2906502639
Dangan bergerak perlahan tapi pasti, untuk
tahun 2019 ini, UPT Perpustakaan Unsyiah mengusung tema blog yang “Beyond Exspectation”. Konon katanya
sesuai dengan keadaan perpustakaan tersebut saat ini. Untuk itulah, bagi aku
pribadi, berharap dulunya perpustakaan itu memudahkan bagi peminjam, tidak
membosankan berlama-lama di dalamnya dan bisa menjadi ajang mencari kegiatan
sampingan. Dan ternyata semua itu jauh melebihi ekspektasi yang telah UPT
Perpustakaan Unsyiah lakukan sekarang.
Atas ketujuh fakta tersebut, menjadikan UPT
Perpustakaan Unsyiah dilirik oleh negara Asia Tenggara bahkan dunia.
Perpustakaan Unsyiah sangat dikagumi oleh negara di Asia Tenggara
Pada tanggal 24/5/2017 lalu, Profesor Thailand
(Surin Maisrikrod) mengunjungi
perpustakaan Unsyiah di sela-sela kegiatan Indonesia-Malaysia-Thailand Growth
Triagle University Network (IMT-GT UNINET) di gedung AAC Dayan Dawood Banda
Aceh. Kunjungan ini membuat dia terkagum-kagum karena pengunjung perpustakaan
di Thailand tidak seramai di UPT Unsyiah. Yakni sekitar 411 ribu orang dengan
target peminjaman buku mencapai 100 ribu
dalam setahun.
doc
: http://library.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/Librisyana-Ed.-6-Preview-File.pdf
Hal inilah sesuai dengan visi dari UPT Perpustakaan Unsyiah itu
sendiri yaitu : Menjadi
Pusat Informasi Ilmiah Terkemuka Dan Berdaya Saing Di Asia Tenggara pada tahun 2008.
Perpustakaan
Unsyiah Telah Mampu Menjadi Library 4.0 pada Zaman Revolusi Industri 4.0
Pada era revolusi industry 4.0 ini, kita di
tuntut sigap dalam hal teknologi. Demikian juga pada sebuah perpustakaan dalam
sebuah universitas. Artinya perpustakaan yang ada tidak hanya berfokus pada
koleksi buku saja, akan tetapi membangun teknologi perpustakaan sekaligus
menjadikan pelnggan sebagai asset dari perpustakaan itu sendiri.
Artinya, custumer
perpustakaan tidak hanya menjadi end
customer, akan tetapi juga ikut dalam operasional perpustakaan untuk
memajukan perpustakaan. Salah satunya dengn membangun OER (Open Educational
Resources).
Bapak Supadi, S.Sos, M.Si, kepala UPT
Perpustakaan Mulawarman dalam workshop yang diadakan di Banda Aceh (19
/11/2018), mengatakan bahwa Dr. Taufiq Abdul Gani M.Eng, Sc,
Kepala UPT Perpustakaan Unsyiah telah
berhasil menjadikan UPT Unsyiah sebagai salah satu kiblatnya perpustakaan
Universitas yang ada di Indonesia. Workshop yang bertujuan untuk memberi
motivasi terhadap perpustakaan yang belum terdigitalisasi tersebut, dihadiri
oleh 50 peserta yang berasal dari perpustakaan universitas beberapa daerah
lain. Seperti Samarinda, Tenggarong dan Balikpapan.
ah, ternyata UPT Perpustakaan Unsyiah telah
melakukannya sejak 2014. Hal ini disebabkan di perpustakaan tersebut telah
memiliki aplikasi yang sudah user
generated contents dengan memanfaatkan: data mining, Empowering people
melalui program relax and easy, Librisyana dan Makerspace.
Data mining
Data mining adalah proses menenmukan
pengetahuan penting dari kumpulan besar data yang telah disimpan dalam database
(Han et al, 2012).
Setiap perpustakaan memiliki data transaksi
peminjaman buku. Kebanyakan perpustakaan telah memiliki penyimpanan data
penyimpanan buku (database) yang sederhana maupun yang besar. Untuk mendapatkan
informasi dari data yang besar, diperlukan analisadengan cara khusus yakni
menggunakan tehnik data mining (Supardi, Ratnawati, dan Mahmudi, 2014)
Empowering people melalui
program relax and easy
Relax
and Easy merupakan kegiatan mingguan
yang mewadahi kreatifitas seni mahasiswa. Kegiatan ini diselenggarakan setiap
hari Rabu siang oleh Pustaka Unsyiah yang bekerjasama dengan BEM Unsyiah.
Dilihat dari kacamata saya, saya jarang sekali melihat ada sebuah perpustakaan
yang memotori kegiatan untuk meningkatkan kreatifitas mahasiswa dalam bidang
seni. Banyak kegiatan kreatifitas mahasiswa yang ditampilkan, seperti
penampilan musik akustik, pertunjukan sulap, teatrikal, talkshow, dan lainnya.
Librisyana
Yaitu sebuah majalah yang berisi informasi
terbaru seputar kegiatan perpustakaan Unsyiah dengan online full text dan full
acess.
Makerspace
Perpustakaan
Unsyiah tidak hanya menjadi tempat untuk membaca, belajar atau meminjam buku
saja, tapi juga dijadikan makerspace oleh
mahasiswa. Makerspace merupakan tempat
para maker untuk menuangkan ide dan mengembangkan produk
yang memiliki fasilitas memadai. Hal ini terlihat dari seringnya para mahasiswa
melakukan aktifitas lain diluar konteks belajar, seperti merajut, membuat
maket, membuat video kreatif, atau kreativitas lainnya di perpustakaan.
Jadi tidaklah
heran jika di sana juga di adakan 9 jenis lomba atau lebih dikenal dengan “Unsyiah Library Fiesta (ULF)”. Acara ini
merupakan acara besar tahunan UPT yang diadakan pada bulan maret. Diantaranya
shelving contest, fotografi, vlog, resensi, membaca cepat, mendongeng, akustik,
musikalisasi puisi dan blog.
DIsamping itu, pemilihan Duta Baca merupakan kegiatan tahunan yang
dilaksanakan oleh UPT. Perpustakaan Universitas Syiah Kuala dan menjadi program
rutin UKM Literasi Informasi (Litfor) setiap tahunnya, yang bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran akan pentingnya membaca buku terhadap semua orang
terutama dikalangan mahasiswa Universitas Syiah Kuala.
Expo dan bazarjuga tidak ketinggalan dalam menghiasi
acara puncak penutupan kegiatan ULF yang biasa dikemas dengan tema “Bullets Over Unsyiah
Library Fiesta 2019”.
Kekaguman Mahasiswa Malaysia Terhadap Perpustakaan Unsyiah
Beberapa siswa yang berasal dari Malaysia kagum saat berkunjung study tour dan melihat perpustakaan
Unsyiah secara langsung. Mereka tertarik dengan aktivitas dan sistem pelayanan
terutama pada sistem peminjaman mandiri yang memudahkan dalam meminjam buku.
https://kangamir.com/2018/03/21/inilah-bukti-jika-perpustakaan-unsyiah-begitu-memotivasi-dan-mengispirasi/
|
Perpustakaan Unsyiah Mendunia
Secara geografi
masyarakat, pengunjung laman unsyiah.ac.id ternyata tidak hanya berasal dari
Indonesia melainkan juga United States, United Kingdom,
Netherlands dan Singapore. Meskipun demikian,
masyarakat Indonesia mendominasi kunjungan sebesar 84,7 persen sedangkan United
States sebesar 3,3 persen, United Kingdom sebesar 2,6 persen, Netherlands
sebesar 2,5 persen dan Singapore sebesar 1,5 persen.
|
Sedangkan secara demografi
masyarakat, berdasarkan gender pengunjung laman unsyiah.ac.id didominasi
oleh kaum laki-laki. Berdasarkan status pendidikan maka mereka yang duduk di
bangku kuliah merupakan pengunjung yang setia. Adapun berdasarkan lokasi
browsing maka kebanyakan para pengunjung mengakses laman unsyiah.ac.id di
rumah dibandingkan di tempat kerja.
Atas data tersebut dan usaha yang
telah dilakukan oleh pimpinan UPT Perpustakaan Unsyiah inilah, maka pada tahun
2008, Perpustakaan Unsyiah mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2008 sebagai
perpustakaan dengan pelayanan terbaik. Tak hanya itu saja, pada tahun 2013,
Pustaka Unsyiah dinobatkan sebagai perpustakaan berakreditasi A oleh lembaga
Perpustakaan Nasional RI.
doc: http://library.unsyiah.ac.id/page/32/
Bagiku, disanalah aku menaruh harapan untuk
anak dan cucuku. Jika sekarang aku tidak bisa menikmati segala fasilitas dan
kegiatan yang ada di sana. Maka aku sangat berharap semoga anak dan cucuku bisa
menikmatinya. Kelak mereka akan lebih mendapatkan wawasan yang luas dari
buku-buku yang dilahapnya, tidak merasa bosan untuk berlama-lama di sana juga
bisa memberikan kontribusi kebaikan untuk ikut berkreasi dalam menuntut ilmu.
Hakekatnya, manusia hidup di dunia adalah untuk menyebarkan kebaikan pada sesama.
Karena di situlah kebahagian yang hakiki.
Ket: tulisan
diikutsertakan dalam Blogger Competition UnsyiahLibrary Fiesta 2019 “Beyond Expectation”
dok: library.unsyiah.ac.id/ulf-2019-lomba-blogger/
Bagi kalian yang brdomisili di Aceh, bisa
langsung kepoin alamatnya di Jl. T.Nyak Arief Kampus Unsyiah, Darussalam Banda Aceh, Atau telp. : 0651-7428616 email : helpdesk.lib[at]unsyiah.ac.id.
Referensi :
Supardi,
Ratnawati, D. E., & Mahmudy, W. F. (2014). Pengenalan pola transaksi
sirkulasi buku pada database perpustakaan menggunakan algoritma genelized
sequential pattern. Jurnal Mahasiswa
PTIIK Universitas Brawijaya, 4(11), 1-8.
http://library.unsyiah.ac.id/upt-perpustakaan-unsyiah-sediakan-ruangan-tenis-meja-bagi-pengunjung/
Cat: Penulis ialah
Mantan Mahasiswa Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Jurusan Ilmu Kelautan.
Kuliah S1 di Unsyiah jurusan Kimia FMIPA.
Kerrn mb susan...
ReplyDeleteAyoo mbak rose ikutannn
DeleteAyoo mbak rose ikutannn
DeleteWah ini reviewnya detail sekali...
ReplyDeleteAku pun juga terkagum-kagum dengan perpustakan Unsyiah yang pastinya beda dari yang lainnya... Lebih kerenn...
Iyaa mas keren pustaka unsyiah sekarang. Sy saja baru sadar.
DeleteWah, memang beda ya dibanding perpustakaan lainnya. Perpustakaan Unsyiah memang bikin betah.
ReplyDeleteIyaa kak. Alhamdulillah. Semoga menjadi inspirasi bagi perpustakaan lainnya. Aamiin
DeleteMasyaAllah, ini super kereeenn....aku bisa kerja seharian di situu laahhh...satangnya aku tidak di Aceh...bisa dijadikan destinasi wisata kalau ke Aceh inii. Boleh dikunjungi umum kan?
ReplyDeletehayoo mbak agustina mampir. bisa banget mbakkkk
DeleteSaya jadi pengen ke Perpus Unsyiah. Perpus di kota saya saya aja, yg masih terus berkembang, yang tergolong mungil, udah cakep sih menurut saya. Apalagi kalau ke Unsyiah yang udah femes ya. Oya, sampai sekarang tempat favorit saya tuk nongkrong masih perpustakaan.
ReplyDeletewahhhh. sama kita ya mbak lidhaaaa
Delete