Perpustakaan Unsyiah Melebihi Ekspektasi, Ini Faktanya


Perpustakaan Unsyiah Melebihi Ekspektasi, Ini Faktanya
Posted by ana_susan, Marc 9, 2019, 5:39 AM, Blog Competition



doc : http://modernislamnews.blogspot.com

“Sejenak aku menggulirkan ujung jari telunjuk di atas adroidku. Seperti biasa, untuk mengisi ruang menulisku, aku mengasahnya dengan berbagai perlombaan. Salah satunya ngeblog. Saat aku mencari informasi lomba blog di salah satu akun Instagram, aku menemukan kompetisi blog yang diadakan oleh Perpustakaan Unsyiah. Masih setengah percaya sih. Aku mulai penasaran. Apakah ini benar yang diadakan oleh Perpustakaan Unsyiah?...Hmm. Dengan rasa kepo tingkat dewa kubukalah akun tersebut. Dan taraaa….ternyata benar”.

Memori Perpustakaan Unsyiah Dulu
Otakku seakan dipaksa untuk berpikir dengan mengingat-ingat keadaan Perpustakaan Unsyiah (Universitas Syiah Kuala) zaman aku kuliah dulu.  Sebuah perpustakaan yang sangat sederhana dengan rak-rak yang dipenuhi buku. Saat memasuki ruangan perpustakaan aku harus melalui lobi (tempat menunggu). Fungsinya untuk menghindari antrian yang panjang saat memasuki ruang pustaka.

Seperti layaknya perpustakaan pada umumnya suasana dalam keadaan hening (tidak boleh berisik) dan bete pastinya. Karena harus menunda makan atau ngemil yang tidak diperbolehkan bawa masuk ke dalam. Sementara perut sudah keroncongan serta literatur tugas-tugas kuliahan menunggu di depan mata. Tak jarang banyak mahasiswa yang mengalami sakit yang sama seperti aku saat itu. Yaitu magh.

Di bagian lantai satu terdapat buku-buku umum, di lantai dua bagian buku kuliahan, sedangkan di lantai tiga buku-buku majalah dan jurnal. Dalam meminjam buku dibatasi hanya 3 buku. Buku yang dipinjamkan harus dikembalikan pada tanggal yang telah ditetapkan. Jika melewati tanggal maka akan dikenai denda dengan membayar uang cash.

Jika waktu sholat tiba, aku menggunakan ruang sholat yang menyatu antara laki-laki dan perempuan di lantai satu dekat kamar mandi. Ruang sholat dan kamar mandi berada di luar pintu masuk pustaka Unsyiah.

Jadwal peminjaman dan pengembalian buku saat itu dimulai dari jam 8.00 sampai jam 5.00 sore. Itu pun kadang hanya sedikit waktu yang bisa kupakai untuk ke perpustakaan. Selebihnya aku harus kuliah. Jarak tempat kuliahku dengan perpustakaan juga lumayan jauh. Kadang malas untuk bolak-balik setelah selesai jam kuliah. Jadi mau tidak mau, aku ke sana saat jam kuliahku sedikit.

Untuk kebutuhan bahan kuliah, kadang aku harus fotokopi. Apalagi jika buku yang kubutuhkan tidak boleh untuk dipinjam. Untungnya di sana disediakan mesin fotokopi. Dan harganya lebih mahal dibandingkan fotokopi di tempat lain. Mungkin ini wajar, untuk menyisihkan income dari perpustakaan Unsyiah tersebut saat itu.

Tidak itu saja, Perpustakaan Unsyiah juga menyedikan tempat bagi berbagai universitas untuk melaksanakan workshop. Jurusanku Kimia saat itu sering mengadakan acara tersebut. Lumayan berkesan deh pokoknya, karena lebih bersih dan rapi.

Buku-buku yang disediakan saat itu juga lumayan lengkap. Jadi aku tidak perlu capek-capek harus ke perpustakaan lain.

Dari semua uraian yang kusampaikan membuat masa-masa sibuk dulu sangatlah berkesan. Beruntung, karena bahan-bahan yang kucari lengkap tersedia di dalamnnya. Meskipun aku harus bercapek-capek dan menahan lapar guna menuntaskan tugas yang ada. Namun semua terjawab dengan sebuah hasil yang sangat didambakan kedua orangtua siapa saja. Yaitu wisuda.

Perpustakaanku Hijrah Ke Tempat Lain
Dengan bermodal beasiswa yang ada, aku menjejaki Bogor guna melanjutkan studiku. Belajar, mencari tau, meneliti adalah kesukaanku. Hal ini membutuhkan buku yang tidak sedikit. Baik itu dalam Bahasa Indonesia maupun Bahasa Inggris. Semuanya terus menemani hari-hariku. Masih dalam situasi yang sama dengan perpustakaan Unsyiah. Alhamdulillah aku telah melewati semua perjuangan dalam mencari buku. Meski harus mengorbankan si sulung yang baru berusia 6 bulan di buaian sang ayah, tidak menyulutkan semangatku untuk terus mencari ilmu. Aku bergantian dengan suami dalam pengasuhannya.

Perpustakaan Unsyiah Sekarang
“Dengan perasaan terkejut plus kagum. Sepertinya hampir tidak percaya, kalau berita-berita yang dilayangkan di media sosial tentang UPT Perpustakaan Unsyiah. Mulai dari gedungnya, kemudian kegiatan yang ada di dalamnya, sampai dikenal di Asia Tenggara bahkan terakreditasi A”

Waaah, sebuah prestasi yang sangat mumpuni. Aku yang ketinggalan informasi dengan semua yang telah diberitakan. Malah baru tau sekarang setelah mengikuti kompetisi blog “Unsyiah Library Fiesta 2019”.

Betapa malunya diri ini. Baru tersadar sekarang, bahwa Perpustakaan yang berasal dari daerah kelahiranku punya prestasi yang cemerlang. Maafkan aku yang telah melupakan jasamu. Bukan aku tidak perduli, tapi karena aku telah lama tidak pulang ke kampung halaman sejak 2007 hingga 2016. Aku juga jarang up date statusmu. Namun ternyata engkau telah berkembang mengukir prestasi yang banyak.

Banyak perubahan yang telah terjadi padamu. Mulai dari pintu masuk perpustakaan hingga interior yang ada di dalamnya. Dulu pada bagian informasi corner terdapat mesin fotokopi dan tempat menjual alat tulis. Kemudian tidak ada tiang pembatas. Saat memasuki ruangan harus melewati pintu sensor. Fungsinya menghindari buku yang belum terdeteksi oleh komputer. Tas juga tidak diizinkan membawa ke dalam pustaka.



Universitas  merupakan tempat para mahasiswa mendapatkan banyak hal dan merupakan tempat yang sempurna untuk merangsang dan menumbuhkan minat baca. Oleh sebab itu adalah penting bagi universitas memiliki sebuah perpustakaan. Namun ternyata, membangun perpustakaan bukan suatu hal yang mudah.

Ada beberapa ciri dan karakter yang harus dimiliki agar perpustakaan tersebut layak atau ideal. Ciri-cirinya antara lain up to date, rapi, bersih, nyaman dan sejuk serta memiliki fasilitas lengkap. Sedangkan karakteristiknya adalah memiliki struktur lembaga yang kuat, desain ruang yang menarik, koleksi buku variatif, peningkatan kualitas dan kuantitas pustakawan serta memiliki layanan yang berkualitas.

Ciri dan karakter tersebut di atas ternyata dipenuhi semuanya oleh UPT Perpustakaan Unsyiah. Perpustakaan Unsyiah diawali dengan hanya menggunakan gedung fakultas Ekonomi sebagai fasilitasnya (1970) bertahap menjadi Perpustakaan berstatus sebagai Unit Pelayanan Teknis (UPT) pada tahun 1980 sampai berubah menjadi Perpustakaan memiliki gedung sendiri yang didirikan berdampingan dengan Kantor Pusat Administrasi (KPA) Unsyiah (1994). Sejak April 1994, dengan Surat Keputusan Rektor No. 060 tahun 1994, pendayagunaan UPT Perpustakaan Unsyiah ditingkatkan, yaitu dengan menyatukan semua perpustakaan yang ada di lingkungan Unsyiah di dalam satu wadah UPT Perpustakaan.

Demikian rasa bangga yang membuncah, seolah aku iri dengan keadaannya sekarang.

Iri karena aku tidak di sana menikmati kelebihan perpustakaan Unsyiah yang sekarang. Bahkan salah satu negara Asia Tenggara kagum dengan keberadaan Perpustakaan Unsyiah tersebut”.

Kelengkapan fasilitas dari sebuah universitas memang menjadi daya tarik sendiri untuk menjadi bahan pertimbangan kita. Bagi Unsyiah sendiri, sebagai universitas yang telah eksis selama kurang lebih 55 tahun, pastinya telah dan terus mengupayakan fasilitas-fasilitas terbaik untuk mahasiswanya. Salah satu fasilitas yang terus diperbaiki kualitasnya adalah perpustakaan.

Dan memang faktanya, kualitas yang dimiliki Perpustakaan Unsyiah melebihi ekspektasi tanpa aku sadari. Fakta-fakta tersebut adalah:
1. Pembayaran Denda Melalui Aplikasi smartphone
Perpustakaan Unsyiah sekarang merupakan perwujudan dari digital library. Yaitu menggunakan barcode pada KTM di pintu masuk, meminjam dan mengembalikan buku secara otomatis, memperpanjang masa peminjaman melalui aplikasi pada smartphone, hingga denda yang dibayarkan melalui kartu debit.



2. Pustaka Unsyiah Berada Di Genggaman
Sejak digunakan aplikasi UILIS Mobile App sebagai  sebuah mesin pencarian yang memudahkan mahasiswa untuk menemukan buku apa saja yang hendak dicarinya.  Perpustakaan Unsyiah  seolah berada di genggaman para mahasiswa. Hal tersebut juga bisa mengurangi jumlah antrian.

Aplikasi UILIS mobile perpustakaan Unsyiah. Dok.  http://library.unsyiah.ac.id

Sejak tanggal 24 November 2016. Aplikasi ini sudah di unduh oleh pengguna IOS (Indonesian One Search). Tidak hanya itu saja, di UILIS Mobile ini sudah tersedia fitur baru. Yaitu bisa memperpanjang masa peminjaman buku selama 2 minggu. Hal ini sangat memudahkan karena tidak perlu harus ke pustaka.

Saat ini, Perpustakaan Unsyiah memiliki koleksi sebanyak 75.114 judul atau 136.925 eksemplar. Koleksi tersebut tersebar dalam berbagai jenis, meliputi buku teks, terbitan berkala (jurnal), laporan akhir, skripsi, tesis, disertasi, majalah, buku referensi, laporan penelitian, CD-ROM dan dokumentasi. Koleksi pada perpustakaan juga tidak hanya terbatas pada koleksi tercetak saja, namun perpustakaan juga telah melanggan e-book dan e-journal pada beberapa penerbit internasional.
3. Baca Buku Sambil Ngopi
Dulu, kalau ngantuk ya tidur aja pas di perpustakaan. Apalagi kalau tidak ada minuman buat penyemangat diri seperti di rumah. Nah, untuk menghindari ngantuk pasti kebanyakan orang-orang mencari minuman kopi. Tujuannya supaya mata tetap terbuka lebar dan buku pun tuntas terbaca.
Di UPT Perpustakaan Unsyiah sekarang telah menyediakan wadah yang bernama” Libri Cafe”. Cafe ini menyediakan kopi bagi pengunjung perustakaan. Ide ini muncul dari pimpinan Universitas Syiah Kuala yang melatarbelakangi mahasiswa agar tidak membuang waktunya dengan duduk di warung kopi. Tapi memanfaatkan baca buku dan mengerjakan tugas sambil minum kopi.



Libri Cafe ini sesuai dengan fungsi dari keberadaan Perpustakaan Unsyiah itu sendiri. Yaitu rekreasi, sesuai dengan lifestyle mahasiswa yang hobi nongkrong di cafe-cafe.

Selain itu juga, Libri Cafe mendatangkan manfaat berupa dana tambahan bagi pustaka Unsyiah. Tujuannya agar pustaka Unsyiah lebih mandiri dari sisi pembiayaan. Hadirnya Limbri Cofe ini menjadi gebrakan baru bagi perpustakaan Aceh ainnya.

Selain menyediakan tempat pembelian minuman, UPT Perpustakaan Unsyiah juga menyediakan tempat pembelian makanan. Jadi ndak bakalan perut kita keroncongan.

Buat pendatang yang mengunjungi pustaka Unsyiah, mereka juga bisa menikmati cendera mata yang disediakan khusus agar bisa dibawa pulang sebagai oleh-oleh.

Semua fasilitas tersebut juga sebagai tambahan dana bagi perpustakaan Unsyiah seperti halnya dengan Libri Cofe.

4. Tersedianya Sarana Olahraga
Selain menyediakan fasilitas belajar mengajar, UPT. Perpustakaan kini juga menyediakan fasilitas olahraga. Fasilitas olahraga berupa tenis meja yang berada di lantai satu gedung perpustakaan ini dapat digunakan oleh seluruh pengunjung perpustakaan. Hanya dengan melapor ke bagian sirkulasi, pengunjung sudah dapat menggunakan fasilitas tersebut.

 
Doc: http://library.unsyiah.ac.id/upt-perpustakaan-unsyiah-sediakan-ruangan-tenis-meja-bagi-pengunjung/
5. Peminjaman Buku Hingga 7 
Dulu untuk peminjaman buku ada minimalnya. Yakni sebanyak 3 buku. Beruntungnya sekarang boleh meminjam 7 buah buku. Wah enaknyaaa. Jadi Bisa borong banyak buku buat dibawa ke rumah. Hi Hi Hi.

6. Tempat Sholat Khusus Wanita
Sesuai dengan perintah agama Islam, laki-laki diwajibkan sholat berjamaah di masjid, sedangkan wanita di rumah. Demikian halnya di Aceh. Dan ini juga berlaku di perpustakaan Unsyiah, dimana tempat sholat hanya diperuntukkan bagi kaum hawa. Sedangkan kaum adam wajib sholat di masjid. Duhhh makinn cinta aja ama Aceh.



7. Durasi Pelayanan Perpustakaan Lebih Lama
Kalau dulu Perpustakaan Unsyiah dibatasi pelayanan dari pagi hingga sore, sekarang tidak lagi. Durasi pelayanannya semakin bertambah hingga pukul 23.00 malam. Waah pasti seru tuh. Bisa memanfaatkan waktu yang ada juga menghibur diri bagi pencinta buku.

doc: http://www.instagimg.com/user/upt_perpustakaan_unsyiah/2906502639

Dangan bergerak perlahan tapi pasti, untuk tahun 2019 ini, UPT Perpustakaan Unsyiah mengusung tema blog yang “Beyond Exspectation”. Konon katanya sesuai dengan keadaan perpustakaan tersebut saat ini. Untuk itulah, bagi aku pribadi, berharap dulunya perpustakaan itu memudahkan bagi peminjam, tidak membosankan berlama-lama di dalamnya dan bisa menjadi ajang mencari kegiatan sampingan. Dan ternyata semua itu jauh melebihi ekspektasi yang telah UPT Perpustakaan Unsyiah lakukan sekarang.

Atas ketujuh fakta tersebut, menjadikan UPT Perpustakaan Unsyiah dilirik oleh negara Asia Tenggara bahkan dunia.
   
Perpustakaan Unsyiah sangat dikagumi oleh negara di Asia Tenggara

Pada tanggal 24/5/2017 lalu, Profesor Thailand (Surin Maisrikrod)  mengunjungi perpustakaan Unsyiah di sela-sela kegiatan Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triagle University Network (IMT-GT UNINET) di gedung AAC Dayan Dawood Banda Aceh. Kunjungan ini membuat dia terkagum-kagum karena pengunjung perpustakaan di Thailand tidak seramai di UPT Unsyiah. Yakni sekitar 411 ribu orang dengan target peminjaman buku mencapai 100 ribu  dalam setahun.

doc : http://library.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/Librisyana-Ed.-6-Preview-File.pdf


Hal inilah sesuai dengan visi dari UPT Perpustakaan Unsyiah itu sendiri yaitu : Menjadi Pusat Informasi Ilmiah Terkemuka Dan Berdaya Saing Di Asia Tenggara pada tahun 2008.

Perpustakaan Unsyiah Telah Mampu Menjadi Library 4.0 pada Zaman Revolusi Industri 4.0
Pada era revolusi industry 4.0 ini, kita di tuntut sigap dalam hal teknologi. Demikian juga pada sebuah perpustakaan dalam sebuah universitas. Artinya perpustakaan yang ada tidak hanya berfokus pada koleksi buku saja, akan tetapi membangun teknologi perpustakaan sekaligus menjadikan pelnggan sebagai asset dari perpustakaan itu sendiri.

Artinya, custumer perpustakaan tidak hanya menjadi end customer, akan tetapi juga ikut dalam operasional perpustakaan untuk memajukan perpustakaan. Salah satunya dengn membangun OER (Open Educational Resources).

Bapak Supadi, S.Sos, M.Si, kepala UPT Perpustakaan Mulawarman dalam workshop yang diadakan di Banda Aceh (19 /11/2018), mengatakan bahwa Dr. Taufiq Abdul Gani M.Eng, Sc, Kepala UPT Perpustakaan Unsyiah telah berhasil menjadikan UPT Unsyiah sebagai salah satu kiblatnya perpustakaan Universitas yang ada di Indonesia. Workshop yang bertujuan untuk memberi motivasi terhadap perpustakaan yang belum terdigitalisasi tersebut, dihadiri oleh 50 peserta yang berasal dari perpustakaan universitas beberapa daerah lain. Seperti Samarinda, Tenggarong dan Balikpapan.

ah, ternyata UPT Perpustakaan Unsyiah telah melakukannya sejak 2014. Hal ini disebabkan di perpustakaan tersebut telah memiliki aplikasi yang sudah user generated contents dengan memanfaatkan: data mining, Empowering people melalui program relax and easy, Librisyana dan Makerspace.

Data mining
Data mining adalah proses menenmukan pengetahuan penting dari kumpulan besar data yang telah disimpan dalam database (Han et al, 2012).
Setiap perpustakaan memiliki data transaksi peminjaman buku. Kebanyakan perpustakaan telah memiliki penyimpanan data penyimpanan buku (database) yang sederhana maupun yang besar. Untuk mendapatkan informasi dari data yang besar, diperlukan analisadengan cara khusus yakni menggunakan tehnik data mining (Supardi, Ratnawati, dan Mahmudi, 2014)

Empowering people melalui program relax and easy
Relax and Easy merupakan kegiatan mingguan yang mewadahi kreatifitas seni mahasiswa. Kegiatan ini diselenggarakan setiap hari Rabu siang oleh Pustaka Unsyiah yang bekerjasama dengan BEM Unsyiah. Dilihat dari kacamata saya, saya jarang sekali melihat ada sebuah perpustakaan yang memotori kegiatan untuk meningkatkan kreatifitas mahasiswa dalam bidang seni. Banyak kegiatan kreatifitas mahasiswa yang ditampilkan, seperti penampilan musik akustik, pertunjukan sulap, teatrikal, talkshow, dan lainnya.

Librisyana
Yaitu sebuah majalah yang berisi informasi terbaru seputar kegiatan perpustakaan Unsyiah dengan online full text dan full acess.

Makerspace
Perpustakaan Unsyiah tidak hanya menjadi tempat untuk membaca, belajar atau meminjam buku saja, tapi juga dijadikan makerspace oleh mahasiswa. Makerspace merupakan tempat para maker untuk menuangkan ide dan mengembangkan produk yang memiliki fasilitas memadai. Hal ini terlihat dari seringnya para mahasiswa melakukan aktifitas lain diluar konteks belajar, seperti merajut, membuat maket, membuat video kreatif, atau kreativitas lainnya di perpustakaan.

Jadi tidaklah heran jika di sana juga di adakan 9 jenis lomba atau lebih dikenal dengan Unsyiah Library Fiesta (ULF)”. Acara ini merupakan acara besar tahunan UPT yang diadakan pada bulan maret. Diantaranya shelving contest, fotografi, vlog, resensi, membaca cepat, mendongeng, akustik, musikalisasi puisi dan blog.

DIsamping itu, pemilihan Duta Baca merupakan kegiatan tahunan yang dilaksanakan oleh UPT. Perpustakaan Universitas Syiah Kuala dan menjadi program rutin UKM Literasi Informasi (Litfor) setiap tahunnya, yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya membaca buku terhadap semua orang terutama dikalangan mahasiswa Universitas Syiah Kuala.
Expo dan bazarjuga tidak ketinggalan dalam menghiasi acara puncak penutupan kegiatan ULF yang biasa  dikemas dengan tema “Bullets Over Unsyiah Library Fiesta 2019”.

Kekaguman Mahasiswa Malaysia Terhadap Perpustakaan Unsyiah
Beberapa siswa yang berasal dari Malaysia kagum saat berkunjung study tour dan melihat perpustakaan Unsyiah secara langsung. Mereka tertarik dengan aktivitas dan sistem pelayanan terutama pada sistem peminjaman mandiri yang memudahkan dalam meminjam buku.


https://kangamir.com/2018/03/21/inilah-bukti-jika-perpustakaan-unsyiah-begitu-memotivasi-dan-mengispirasi/

 Perpustakaan Unsyiah Mendunia
Secara geografi masyarakat, pengunjung laman unsyiah.ac.id ternyata tidak hanya berasal dari Indonesia melainkan juga United States, United Kingdom, Netherlands dan Singapore. Meskipun demikian, masyarakat Indonesia mendominasi kunjungan sebesar 84,7 persen sedangkan United States sebesar 3,3 persen, United Kingdom sebesar 2,6 persen, Netherlands sebesar 2,5 persen dan Singapore sebesar 1,5 persen. 

Sedangkan secara demografi masyarakat, berdasarkan gender pengunjung laman unsyiah.ac.id didominasi oleh kaum laki-laki. Berdasarkan status pendidikan maka mereka yang duduk di bangku kuliah merupakan pengunjung yang setia. Adapun berdasarkan lokasi browsing maka kebanyakan para pengunjung mengakses laman unsyiah.ac.id di rumah dibandingkan di tempat kerja.

Atas data tersebut dan usaha yang telah dilakukan oleh pimpinan UPT Perpustakaan Unsyiah inilah, maka pada tahun 2008, Perpustakaan Unsyiah mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2008 sebagai perpustakaan dengan pelayanan terbaik. Tak hanya itu saja, pada tahun 2013, Pustaka Unsyiah dinobatkan sebagai perpustakaan berakreditasi A oleh lembaga Perpustakaan Nasional RI.
doc: http://library.unsyiah.ac.id/page/32/
Bagiku, disanalah aku menaruh harapan untuk anak dan cucuku. Jika sekarang aku tidak bisa menikmati segala fasilitas dan kegiatan yang ada di sana. Maka aku sangat berharap semoga anak dan cucuku bisa menikmatinya. Kelak mereka akan lebih mendapatkan wawasan yang luas dari buku-buku yang dilahapnya, tidak merasa bosan untuk berlama-lama di sana juga bisa memberikan kontribusi kebaikan untuk ikut berkreasi dalam menuntut ilmu. Hakekatnya, manusia hidup di dunia adalah untuk menyebarkan kebaikan pada sesama. Karena di situlah kebahagian yang hakiki.


Ket: tulisan diikutsertakan dalam Blogger Competition UnsyiahLibrary Fiesta 2019 “Beyond Expectation”


dok: library.unsyiah.ac.id/ulf-2019-lomba-blogger/

Bagi kalian yang brdomisili di Aceh, bisa langsung kepoin alamatnya di Jl. T.Nyak Arief Kampus Unsyiah, Darussalam Banda Aceh, Atau telp. : 0651-7428616 email : helpdesk.lib[at]unsyiah.ac.id.

Referensi :
Supardi, Ratnawati, D. E., & Mahmudy, W. F. (2014). Pengenalan pola transaksi sirkulasi buku pada database perpustakaan menggunakan algoritma genelized sequential pattern. Jurnal Mahasiswa PTIIK Universitas Brawijaya, 4(11), 1-8.
http://library.unsyiah.ac.id/upt-perpustakaan-unsyiah-sediakan-ruangan-tenis-meja-bagi-pengunjung/
Cat: Penulis ialah Mantan Mahasiswa Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Jurusan Ilmu Kelautan. Kuliah S1 di Unsyiah jurusan Kimia FMIPA.


11 comments

  1. Wah ini reviewnya detail sekali...
    Aku pun juga terkagum-kagum dengan perpustakan Unsyiah yang pastinya beda dari yang lainnya... Lebih kerenn...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaa mas keren pustaka unsyiah sekarang. Sy saja baru sadar.

      Delete
  2. Wah, memang beda ya dibanding perpustakaan lainnya. Perpustakaan Unsyiah memang bikin betah.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaa kak. Alhamdulillah. Semoga menjadi inspirasi bagi perpustakaan lainnya. Aamiin

      Delete
  3. MasyaAllah, ini super kereeenn....aku bisa kerja seharian di situu laahhh...satangnya aku tidak di Aceh...bisa dijadikan destinasi wisata kalau ke Aceh inii. Boleh dikunjungi umum kan?

    ReplyDelete
    Replies
    1. hayoo mbak agustina mampir. bisa banget mbakkkk

      Delete
  4. Saya jadi pengen ke Perpus Unsyiah. Perpus di kota saya saya aja, yg masih terus berkembang, yang tergolong mungil, udah cakep sih menurut saya. Apalagi kalau ke Unsyiah yang udah femes ya. Oya, sampai sekarang tempat favorit saya tuk nongkrong masih perpustakaan.

    ReplyDelete

Terima kasih atas kunjungannya. Silahkan tinggalkan pesan atau saran seputar tema pembahasan :).